Sebuah pesta besar sepak bola rakyat akan berlangsung di Ranah Minang (Sumatera Barat) bertajuk “Minangkabau Cup 2017”. Turnamen ini merupakan kelanjutan dari turnamen sebelumnya “Irman Gusman Cup” yang berlangsung di tahun 2016 lalu dengan misi mempertandingkan sepak bola antar kecamatan dan kota se-Sumatera Barat. Seperti yang pernah saya tulis juga pada tulisan saya tahun lalu Geliat Sepak Bola “Bakti untuk Nagari”, Irman Gusman Cup 2016.
Turnamen ini juga sekaligus menjadi ajang bagi KONI dan PSSI Sumbar, dalam menyeleksi pemain yang akan dipersiapkan untuk PON Papua 2020 nanti. Diharapkan Sumbar pada ajang PON 2020 tersebut dapat lolos kualifikasi dan bahkan bisa menjadi juara.
Adapun tujuan lainya dari turnamen ini tak lain guna membangun masa depan sepak bola di Ranah Minang yang berkesinambungan. Perubahan label dari “Irman Gusman Cup” menjadi “Minang Kabau Cup” ini sekaligus membuktikan bahwa even antar kecamatan dan kota ini masih dapat terus berlanjut walau sang pencetusnya saat ini sedang tersangkut kasus hukum.
Seperti yang disampaikan oleh wakil ketua panitia Herdimen Koto yang juga wartawan senior itu, mengatakan bahwa hidup harus terus berjalan. Spirit membangun sepak bola Sumbar tidak boleh terhenti. “Bertitik tolak dari hal ini, kami Spartan sepakat meneruskan visi dan misi dengan merubah title turnamen dari Irman Gusman Cup menjadi Minangkabau Cup,” tegasnya.
Turnamen Minangkabau Cup ini sesuai rencana akan kick-off tanggal 12 Februari 2017 mendatang, dimulai dari fase kualifikasi di 167 kecamatan dari 19 kabupaten/kota. Setiap tim maksimal harus mendaftarkan 24 pemain dengan rincian pemain kelahiran tahun 1999-2000 sebanyak empat pemain dan satu kiper, pemain kelahiran tahun 1997-1998 sebanyak 12 pemain dan dua kiper dan pemain kelahiran 1994-1996 sebanyak lima orang.
Turnamen ini akan memakai sisterm gugur, semifinal dan final nantinya akan berlangsung 20 Mei 2017 di Stadion H. Agus Salim, Padang. Dengan jumlah peserta yang sebanyak itu, tentu besar kemungkinan pantia kembali akan diapresiasi penghargaan rekor MURI lagi seperti turnamen sebelumnya. Terkait hal ini juga pernah saya tulis dalam tulisan saya tahun lalu, Irman Gusman Cup (IGC) 2016 Cetak Rekor MURI sebagai Turnamen Sepak bola Terbesar Antar Kecamatan di Indonesia.
Jumlah peserta dihitung berdasarkan per kecamatan. Misal, kalau dalam satu kabupaten kota ada 2-8 kecamatan maka hanya 1 team yang berhak lolos ke babak 32 besar. Berikutnya kalau satu kabupaten/kota ada 9-15 kecamatan maka mereka akan diwakili oleh 2 team begitu juga selanjutnya jika satu kabupaten kota memiliki 15-17 kecamatan maka mereka akan diwakili oleh 3 team.
Setelah semua tim lolos masuk 32 besar, maka pertandingan akan berlangsung di 8 kota. Delapan kota tersebut masing-maing Limapuluh Kota, Tanah Datar, Bukittinggi, Agam, Sijunjung, Kabupaten Solok, PadangPariaman dan Padang. Kemudian, babak 16 besar, dipersempit menjadi bermain di 4 kota. Lalu, di perempat final pertandingan digelar di 2 kota.
Babak semifinal dan finalnya baru akan berlangsung di stadion kebangaan orang minang yakni, Gelora Haji Agus Salim (GHAS) dengan tujuan biar para pemain bisa merasakan 'atmosfer' bermain dilapangan yang dipakai tempat ajang berlangsungnya laga sepak bola profesional,
Para pemenang nantinya akan mendapatkan piala bergilir Gubernur Sumbar dan piala tetap dari Kapolda Sumbar. Tim yang meraih juara II akan memboyong Piala Tetap Ketua DPRD Sumbar, dan juara III mendapatkan trophy dari KONI Sumbar. Sedangkan tim peringkat IV diganjar dengan piala tetap dari Asprov PSSI Sumbar.
Dengan kembali berlangsungnya pesta sepakbola rakyat ini, dari Irman Gusman Cup ke Minangkabau Cup dengan mempertandingkan tim sepak bola dari seluruh kecamatan dan kota yang akan melibatkan +/- 5.000 pesepak bola. Semoga saja hajatan seperti ini bisa menjadi percontohan atau blueprint bagi para pembina sepak bola lainya, jadi bukan hanya berlangsung di Ranah Minang atau Sumatera Barat, melainkan juga diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lainnya untuk dapat membuat hal yang sama.