Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Menpora: Disitu Kadang Saya Merasa Sedih ?

9 April 2015   21:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:19 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="502" caption="sumber foto : soccer.sindonews.com"][/caption]

Hallo selamat malam semua ………….. Siap 86 sebuah acara televisi swasta tempat berawalnya kalimat sakral yang sempat menguasai jagat media sosial beberapa waktu yang lalu “Disitulah kadang saya merasa sedih” dan memang kalau boleh menilai hal itulah yang sesungguhnya sekarang terjadi atau dirasakan Menpora kita Imam Nachrawi yang dengan segala daya upaya melalui kebijakannya yang dikeluarkan BOPI terkait dengan niat baiknya memperbaiki persoalan mendasar persepakbolaan dinegri ini.

Hal yang sama juga diungkapkan Menpora beberapa waktu yang lalu saat menyoroti sikap atau langkah yang dilakukan PSSI dengan meminta dukungan dari bapak Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait terkait dengan gonjang ganjing ditundanya Kick Off Liga ISl beberapa waktu yang lalu, sampai-sampai pak Wapres yang “maaf” kalau boleh saya katakan tidak terlalu memahami permasalahan hanya berdasarkan informasi sepihak menyatakan bahwa ISL harus digelar sesuai jadwal tak boleh ditunda dan langsung menelpon Menpora seperti yang disampaikannya "Saya sudah bicara dengan Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi) agar jangan ditunda-tunda, harus jalan," kata JK di Kantor Wakil Presiden beberap waktu yang lalu, terakait dengan hal itu Menpora pun menganggap tindakan yang dilakukan PSSI itu absurd karena seperti kita ketahui selama ini PSSI sering menyatakan segala kebijakan mereka tak boleh diintervensi pemerintah. "Tapi kok minta dukungan? Di situ saya kadang merasa sedih," kata Imam

Begitu juga dengan apa yang dilakukan PSSI dengan meminta dukungan DPR, dan yang dilakukan DPR pun juga sama tampa melakukan klarifikasi yang jelas duduk permasalahanya lansung memanggil Menpora dan BOPI untuk minta penjelasan dengan menggelar rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR RI, Senin 6 April lalu, dimana dari kesimpulan hasil rapat yang dibacakan oleh Ketua Komisi X Teuku Riefky Harsya itumenyatakan bahwa kompetisi ISL harus diikuti Arema dan Persebaya, namun seperti diberitakan BOPI dan Kemenpora tidak menyetujui kesimpulan tersebut, walau pada akhirnya sikap Menpora dan BOPI itu melunak juga setelah rapat diskors dan akhirnya menyetujui Arema dan Persebaya bisa mengikuti ISL 2015 dengan beberapa syarat terutama penyelesaian masalah dualisme kepemilikan yang harus segera dipenuhi paling lambat diparuh kompetisi 2015 ini, sudah barang tentu keputusan ini membuat PSSI dan PT Liga semakin berada diatas angin dan merasa unggul 2-0 atas Kemenpora dan BOPI dimana sebelumnya ini kita juga mengetahui bahwa PSSI juga berhasil menghadirkan Arema dan Persebaya dilaga perdana kompetisi, lengkap dengan pengamanan pihak kepolisian Jawa Timur meskipun tidak mendapatkan rekomendasi BOPI/Kemenpora .

Menangapi kesimpulan Komisi X DPR yang sedemikian antusias dan memaksakan agar Persebaya dan Arema direkomendasikan untuk bisa mengikuti ISL 2015 itu,  Sekretaris Jenderal Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) Heru Nugroho mengatakan tak habis pikir dengan apa alasan di balik kengototan angota dewan tersebut, dengan menyampaikan "Saya heran kok mereka begitu ngotot walaupun sudah dijelaskan berkali-kali bahwa dua tim itu bermasalah dan BOPI ingin berupaya menegakkan asas profesionalisme dalam industri olahraga nasional," ujar Heru dan menambahkan "Ada apa sih sebenarnya?"

Menpora pun juga berharap apa yang telah diputuskan BOPI ini bisa dijadikan momentum yang baik bagi olahraga nasional untuk betul-betul konsekuen melaksanakan Undang-Undang SKN seperti yang disampaikannya "Tujuan Liga Indonesia itu memberikan hiburan, betul. Tapi yang penting itu prestasi karena ujungnya prestasi. Prestasi itu harus dimulai dengan tata kelola yang baik," katanya dan menambahkan "Bayangkan kalau sebuah klub profesional selama enam tahun tidak memiliki NPWP apakah menurut anda layak?. Tujuh tahun tidak mengindahkan SIUP dan TDP. Apakah bisa ditoleransi," serta "Mari momentum ini bisa dijadikan sebagai ajang evaluasi," kata Menpora.

Dan memang harus diakui gebrakan yang dilakukan Mepora ini walaupun tidak semua pihak dapat menerima atau mendukungnya tapi setidaknya telah bisa memaksa para klub yang salama ini terlena hampir tujuh tahun tidak memperhatikan hal-hal prinsip dari sisi administrasi yang diakibatkan oleh akibat standar toleransi yang tinggi dari pihak PT Liga dan PSSI,  tapi sekarang sudah dapat memenuhinya tingal PR besar Menpora yaitu terkait dengan dualisme Persebaya dan Arema yang harus segera diselesaikan, dari informasi terakhir Arema sudah mengarah kearah rekonsiliasi dan segera merealisakannya, sementara Persebaya yang memang kelihatannya agak sulit karena dualisme Persebaya Surabaya ini sudah berlangsung lama sejak th 2010 dulu dan ini terjadi ketika Ketua Umum PSSI kala itu Nurdin Halid yang mengirim surat kepada Wisnu Wardana untuk menggunakan nama Persebaya Surabaya dalam kompetisi Divisi Utama yang digelar PSSI kala itu, namun dengan menggunakan semua pemain dari klub Kutai Barat (Persikubar) dan Dualisme ini pun berlangsung sampai sekarang, tapi sukur untuk memudahkan hal itu dapat tercapai seperti yang diberitakan Menpora menyanggupi untuk mediatornya……mari kita tunggu saja......selamat menikmati

Borneo 09 April 2015

Salam Olah Raga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun