sumber foto : twitter.whotalking.com
“Memang cukup banyak desakan untuk melakukan pembenahan di PSSI. Tetapi satu hal, ini juga seharusnya menjadi momentum bagi PSSI untuk tidak hanya mengkonter pendapat yang mengkritisi, apalagi negara hadir,” kata Menpora Imam Nahrowi
Selamat malam semua……….semakin hari genderang perang dari Menpora yang mendapat dukungan penuh dari segenap masyarakat pecinta sepakboa di negri ini semakin terasa, mulai dari pengamat sampai ke supporter sepakbola, tapi harus diakui juga masih ada yang berangapan bahwa PSSI sudah “On the Track” seperti beberapa komentar dikanal bola ini yang mengomentari tulisan dari teman-teman kala mengkritisi PSSI, bisa dibilang hanya segelintir orang saja dan orangnya pun ga jauh dari itu ke itu saja,…..coba kalau seandainya mereka mau mau jujur dan sedikit berpikir posisitif dalam melihat fakta yang terjadi, tentu semuanya akan bisa dengan mudah dipahami dan menjadi wajar jika ada masyarakat yang merindukan perestasi dari cabang olah raga yang paling digemari dimuka bumi ini, karena seperti kita ketahui sepakbola memang merupakan olahraga yang paling dicintai atau digemari dihampir sebagian besar rakyat Indonesia bahkan dunia.
Kenapa tulisin ini saya beri judul “Menanti Big Mact Menpora dan PSSI” karena dari apa yang kita lihat pada pemberitaan dalam beberapa hari ini, terlihat sekali jurang perbedaan pandangan dalam melihat apa yang terjadi antara Menpora dengan federasi sepakbola Indonesia (PSSI), semakin terlihat dengan jelas, semua itu berawal dari dari sejak adanya “niatan” dari Menpora mewakili pemerintah dengan membentuk “tim Sembilan” yang bertugas nantinya mengawasi kinerja PSSI, dan akan akan diisi oleh sejumlah stakeholder sepakbola seperti pakar, masyarakat (suporter), wartawan, dan bahkan unsur PSSI sendiri.
Sejak saat itu mulailah timbul berbagai pendapat baik itu dari para supporter sepakbola, maupun para praktisi sepakbola tak ketinggalan juga dari petinggi PSSI dengan pernyataan dan komentar maaf “konyol” PSSI, sebagai pihak yang memang sudah dianggap tidak sehat lagi oleh sebagian masyarakat pecinta sepakbola, sehingga pada akhirnya berdampak pada perestasi persepakbolaan nasional
sumber foto : newsmedia.co.id
Berikut sekedar merevieu berbagai pernyataan yang pernah dikeluarkan dan sekali lagi maaf kalau boleh saya bilang dengan pernyataan/komentar “konyol” dari orang yang nota bene para petinggi PSSI seperti :
Pernyataan “konyol” Pertama, seperti apa yang pernah disampaikan Hinca Panjaitan Ketua Komisi Disiplin PSSI yang juga merangkap sebagai Komite Integritas PSSI, yang mengatakan bahwa SEPAKBOLA bukanlah milik masyarakat melainkan milik FIFA.”Sepakbola itu bukan milik masyarakat, tetapi milik FIFA yang dimainkan oleh masyarakat seluruh dunia, jangan salah kita,” ujar Hinca sementara Menpora Imam Nahrawi dengan tegas mengatakan bahwa sepakbola adalah milik rakyat “Sepakbola milik bangsa Indonesia,” ucap Imam, pertanyaannya bagaimana bisa Hinca bisa menyebut dengan angkuhnya bahwa sepakbola milik FIFA ? padahal dalam sejarahnya sepakbola itu sendiri sudah mulai dimainkan jauh sebelum keberadaan FIFA itu sendiri yaitu sejak abad ke-2 dan ke-3 Sebelum Masehi di negri Cina dan kemudian pada abad ke 13 sepakbola baru memasuki era sepakbola modern di Inggris dan seterusnya Sepakbola mulai popular pada abad ke-18, sementara FIFA sendiri baru berdiri di Paris 1904 jadi apa dasarnya mengatakan Sepakbola milik FIFA ? mungkin kalau kita bicara aturan/regulasi tentu saja bisa kita pahami harus sesuai dengan aturan FIFA sebagai badan resmi pemegang otoritas persepakbolaan dunia, tapi bukan berarti Sepakbola Milik FIFA…..begitu pak Hinca…….
Pernyataan “konyol” Kedua, yanitu pernyataan dari sang baginda wakil ketua PSSI yang juga merangkap ketua BTN La Nyalla Mattalitti yang menyebut pembentukan Tim Sembilan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi kurang tepat. Dia meminta Menpora mengurusi cabang olahraga lain, bulutangkis dan berkuda, yang sedang down, karena menurutnya sepakbola sudah bagus, tapi pada akhirnya pernyataan itu menyulut berbagai tangapan dari cabang olah raga yang ditudingnya lagi “Down” itu "Seharusnya dia mengurusi cabor-cabor yang lain. Sepakbola sudah bagus. Harusnya urus saja seperti bulutangkis, berkuda, karena itu yang lagi down-down," ucap La Nyalla, hal itu langsung mendapat tangapan pedas dari legenda bulutangkis Indonesia dan mantan juara dunia bulutangkis Taufik hidayat yang mengatakan "Sikap PSSI itu sangat tidak lucu. Prestasi kami tidak down, hanya naik turun. Apakah imbang membandingkan prestasi tingkat dunia dengan prestasi yang bahkan belum sampai pada tingkat Asia Tenggara?" tutur Taufik dan menambahkan "Kalau memang PSSI ada urusan dengan Menpora jangan bicara soal bulutangkis. Olahraga prestasi itu, ya, bulutangkis. Sepakbola olahraga masyarakat, kami juga suka. Kalau membandingkan prestasi, nanti (PSSI) malu sendiri. Selama ini prestasi mereka di SEA Games saja tidak jelas, kemarin AFF juga tersingkir. Salah satunya kalah dari Filipina 0-4” dan "Kalau di level Asia Tenggara saja tak bisa unjuk gigi, mereka mau main di mana? Sebetulnya masyarakat juga sudah tahu kiprah mereka. Seharusnya mereka bercermin dengan kaca yang besar, sangat besar. Kalau memang tak punya cermin bisa kami kirimkan," tutur peraih medali emas tunggal putra Olimpiade 2004 Athena itu ..… sebuah pernyataan yang maknanya sesuai dengan lagu “sakitnya tuh disini”…he….he
Begitu juga dengan cabang Olah raga berkuda yang pada akhirnya juga turut meradang dengan pernyataan sang ketua BTN itu, seperti yang disampaikan Sekretaris Jenderal Equestrian Federation of Indonesia (EFI), Prasetyono Sumiskum, "Ini sekarang era terbuka ya, bisa di-search hasil berkuda bagaimana? Di SEA Games 2009 kita tidak dapat emas, di SEA Games 2011 kita jadi juara umum: sukses penyelenggaraan (sebagai tuan rumah), sukses prestasi juga," tutur Prasetyono dalam perbincangan dengan detiksport, Kamis (18/12/2014), dan menambahkan "Tapi di situ ranking kita mengalahkan atlet-atlet Jepang. Jadi ini saya bisa bantah, (prestasi kami) tidak terpuruk, tapi malah meningkat. Jangan lupa, di Incheon kemarin, dari sekian banyak peserta tunggang serasi, hanya dua dari Asia Tenggara. Indonesia masih 10 besar Asia," dan "Jadi kalau dibilang terpuruk, mungkin mereka (PSSI) harus baca berita yang benar. Kalau saya membantah, nanti akhirnya bermusuhan dan sakit hati. Baca sendiri saja deh. Kan semua gampang tuh dicari."
Pernyataan “konyol” ke tiga Kali ini datang dari anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Djamal Azis, yang meminta Menpora Imam Nahrawi untuk memanggil pihaknya terlebih dahulu sebelum mengambil langkah seperti membentuk “tim Sembilan”, hal itu tercetus pada saat diskusi "Sepakbola adalah Kita" di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (20/12/2014). Kala moderator diskusi mengatakan bahwa pihak Kemenpora seharusnya hadir dan diwakili oleh sang juru bicara Gatot S Dewa Broto namun karena sesuatu hal berhalangan hadir, dengan sombongnya Djamal Azis mengatakan "Saya tidak perlu Gatot. Saya mau Menpora. Menpora panggil kita. Jadi jangan dengerin pembisik-pembisik," lugas Djamal, hal itupun langsung mendapat respon/tangapan dari pak Menpora yang mengatakan "Semua pernah kami panggil. Bukan tidak pernah mau ketemu mereka," tegas Menpora Imam Nahrawi usai menghadiri pelantikan pengurus KONI Kota Malang di Makorem 083 Baladhika Jaya Jalan Arjuno, Sabtu (20/12/2014) dan menegaskan "Sudah pernah kita panggil, semua datang hanya PSSI saja absen," katanya.
Jadi kalau boleh kita simpulakan dari apa yang sudah ditulis diatas dapatlah dikatakan bahwa ketiga pernyataan dari para petinggi PSSI itu merupakan pernyataan konyol dan tak berdasar alias asal “cuap” saja karena merasa terusik keberadaannya yang merasa berada di Zona nyamannya atau bisa juga dikatakan dengan istilah PSSI merasa Untouchabel alias ‘tidak tersentu” karena merasa PSSI sebagai federasi yang exclusive hanya bertuan pada FIFA ? tentu pertanyaanya berikutnya apakah kebiajakan yang diambil Menpora itu bisa dikatakan salah ? bukankah langkah Menpora dalam membentuk tim sembilan itu merupakan jawaban dari kegalauan para pecinta sepakbola atas apa yang terjadi pada Federasi Sepakbola di negri ini dalam hal membina dan perestasi olah raga yang paling digemari dimuka bumi ini, tentunya dengan harapan supaya kedepan sepakbola Indonesia akan menjadi lebih maju dan berperestasi sesuai apa yang diharapakna masyarakat pecinta sepakbola, seperti yang diasampaikan Menpora Imam Nahrowi. "Kita ingin yang terbaik bagi olahraga nasional, hanya itu tujuannya," tandasnya ………entahlah tanyalah pada rumput yang bergoyang …he..he ….selamat menikmati.
Borneo 22 Desember 2014
Salam Olah Raga
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI