Kita perlu mensyukuri bahwa, konflik berkepanjangan sepakbola Nasional perlahan namun pasti sudah mulai mencair. Di hari yang penuh makna perjuangan kemaren rabu (17/8/2016) yang sekaligus sebagai Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-71, sepakbola kembali memberikan sedikit harapan untuk dapat kembali berprestasi seperti apa yang dulu pernah mereka raih sebagai 'Macan Asia' di era 1970-1980 an.
Fakta bahwa sepakbola masih tetap menjadi olahraga yang paling difavoritkan bagi sebagian besar masyarakat di seluruh pelosok negri. Tentu hal ini menjadi sesuatu yang tidak dapat dipungkiri. Namun sayang, tingginya rasa cinta masyarakat tersebut tidak diimbangi dengan tata kelola yang baik sehingga persepakbolaan nasional sempat mengalami kemerosotan prestasi di kancah internasional. Apa lagi setelah mereka menerima sanksi dari Pemerintah dan FIFA, dimana kita harus menerima kondisi yang membuat sepakbola menjadi mati suri dalam dua tahun terakhir. Namun walaupun dalam kondisi seperti itu ternyata sepakbola masih tetap menarik di mata seluruh pecinta sepakbola tanh air.
Kado manis di hari kemerdekaan ini tentunya harus disambut dengan suka cita oleh masyarakat pecinta sepakbola Indonesia. seperti diketahui timnas Indonesia kembali akan berlaga di even International yaitu turnamen Piala AFF 2016 yang akan berlangsung mulai 19 November 2016 sampai 17 Desember 2016 nanti di Filipina dan Myanmar. tentu ini sekaligus menjadi titik awal kembangkitan sepakbola di negri ini.
Kemaren 17 Agustus 2016 aeleksi Gelombang ke dua Timnas Indonesia Senior pun sudah berakhir di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor. Pelatih Timnas, Opa Riedl pun mengaku puas dengan penampilan seluruh pemain yang mengikuti seleksi baik tahap pertama maupun pada tahap kedua ini. Ia bahkan mengapresiasi pemain atas komitmen dan kedisiplinannya. "Banyak pemain muda di gelombang kedua ini, saya lihat mereka punya kemauan keras dan pantang menyerah," kata Riedl
Tahap selanjutnya Opa Riedl akan memantau kinerja pemain saat mereka kembali ke klubnya masing-masing untuk kembali berlaga di Torabika Soccer Championship (TSC). Setelah itu Opa Riedl akan memanggil kembali sekitar 23 sampai 25 pemain yang akan dipersiapkan untuk melakukan tahap ujicoba yaitu melawan Malaysia pada tanggal 6 September mendatang. "Dari laga uji coba nantinya kami bisa lihat tim ini berada di level mana meskipun Piala AFF masih panjang,"
Pemilihan Ketum PSSI.
Yang menarik juga kita tunggu di hari kemerdekaan ini, adalah adanya keputusan untuk pemilihan Ketua Umum PSSI yang baru guna menggantikan posisi La Nyalla Matalitti yang sudah mengundurkan diri sebagai pemegang kuasa tertinggi di kepengurusan sepakbola nansional beberapa waktu yang lalu akibat ditetapkannya beliau sebagai tersangka perkara tindak pidana pencucian uang (TPPU) dana hibah Kadinda Jatim tahun 2011-2014.
PSSI pun sudah memastikan bahwa Kongres Biasa (Pemilihan) pada 17 Oktober itu akan berlangsung di kota Makassar, Sulawesi Selatan. Hal itu dikatakan karena Saat itu PSM Makassar yang mengajukan diri sebagai tuan rumah Kongres Biasa (Pemilihan) tanggal 17 Oktober. "Kami resmi menunjuk Makassar sebagai tuan rumah Kongres pemilihan nanti. Mengapa PSSI memilih mereka? Hal ini karena melakukan pengajuan secara langsung, menyerahkan surat resmi kepada PSSI," kata PLT sementara PSSI, Hinca Pandjaitan.
Penolakan Mulai terjadi terkait Rencana Kongres PSSI di Makassar
Nah, inilah yang membuat 'Asa' atau harapan itu kembali menjadi luntur, karena dalam beberapa hari ini kita kembali disuguhi pemberitaan terkait dengan penolakan dari berbagai pihak atas penunjukan Makasar sebagai tempat berlangsungnya Kongres Biasa 17 Oktober 2016 mendatang tersebut. Padahal sesungguhnya ajang kongres nanti itu bisa menjadi ajang 'momentum rekonsiliasi' bagi semua para pemangku kepentingan dalam sepak bola nasional untuk bisa saling bahu-membahu membangun kembali sepak bola nasional sekaligus bersinergi dengan pemerintah,
Namun penunjukan Makasar tersebut ternyata belakangan mendapat reaksi penolakan dari berbagai pihak. Seperti Gusti Randa mewakili kelompok 85 yang merasa tempat penyelenggaraan Kongres Pemilihan itu ditetapkan tidak dalam KLB PSSI di Ancol pada 3 Agustus 2016 lalu. dikatakan bahwa Exco PSSI secara sepihak langsung menetapkan Makassar sebagai tempat kongres pemilihan. Menurut dia, lebih baik PSSI meralat keputusan penyelenggaraan Kongres Pemilihan di Makassar. “PSSI harus meralat keputusan itu. Pasalnya PSSI langsung tanpa ragu menyetujui tawaran dari Asprov Sulsel dan PSM Makassar yang mengajukan diri sebagai tuan rumah,” jelasnya.