Masih terkait dengan cerita pilu yang menimpa seorang mega bintang sepakbola Lionel Messi yang ternyata memang hanyalah manusia biasa. Tidak seperti yang selama ini kita dengar dimana Messi selalu di dedewa-dewakan, terbaik di Dunia, bahkan sampai ada media atau pun pakar sepakbola yang berani mengatakan bahwa Messi bukan lagi berasal dari bumi melainkan ia berasal dari mahluk luar angkasa “Alien”
Dikatakan juga Messi sebagai raja sepakbola Spanyol dan bahkan Dunia, dipuja karena memang sederetan penghargaan gelar pemain terbaik dunia ‘Ballon d’Or’ pernah diraihnya, Seakan-akan kekalahan bukanlah menjadi bagian dari perjalanan karirnya dalam mengolah sikulit bundar ini. Namun apa yang terjadi di partai puncak Copa America Centenario 2016 kemaren?.
Semua angapan itu menjadi sirna, Messi menjadi begitu lemah dan rapuh untuk menjadi seorang ‘Alien’ mahluk angkasa luar, bahkan seorang Dewa atau Raja sekalipun, nila kemanusiaan Messi muncul ke permukaan. Messi hanya mampu terperangah berlinang air mata duduk di bangku cadangan Argentina, terpana dengan tatapan mata yang kosong usai kekalahan timnya pada partai final Copa America 2016 melawan Cile kemarewn, Senin (27/6/2016).
Harus diakui bahwa dalam partai final itu Messi bukan lagi hanya sekedar memikul beban berat harus membawa Argentina ke tampuk juara. Melainkan juga membawa beban berat yang dilimpahkan kepadanya oleh seluruh pecinta sepakbola dunia. Karena memang biar bagaimanpun status Messi bukan lagi sekedar bintang Argentina, melainkan juga sudah menjadi idola pecinta sepakbola Dunia.
Messi membawa harapan sekaligus menjadi keharusan dari pecinta sepakbola dunia untuk dapat memenangkan gelar internasional perdananya itu bersama Argentian. Namun apa daya, harapan itu tidak pernah bisa diwujutkan oleh seorang Messi yang ternyata tidak lebih dari seorang manusia biasa.
Adalah Mario Kempes, mantan bintang sepakbola Argentina di era 1978 yang akhirnya juga turut mengomentari menyangkut keputusan dramatis dari sang idola masyarakat sepakbola dunia itu, ia mengatakan kalau Messi memutuskan pensiun dari tim nasional dengan cara itu sangatlah tidak pantas. Ia harus menangkan satu turnamen besar dulu baru pensiun. “Messi tidak pantas pergi seperti ini dari tim nasional. Setidaknya, ia harus memenangkan sebuah turnamen besar di bulan Mei,”
“Apa yang anda lihat di atas lapangan. Ketika ia berlutut dan menangis. Hal tersebut membuktikan bahwa ia hanya seorang manusia biasa dan bukan seorang alien seperti yang semua orang pikir,”
“Argentina sebenarnya sudah bermain dengan bagus. Mereka sudah membuktikan mereka masih bisa bangkit. Messi hanya tidak beruntung dengan penaltinya. Ia ingin membalas dendam pada Chile dan ia menendangnya dengan amat keras. Soal pensiun, saya kira tidak semua orang akan meninggalkan kapal, hanya karena kapal itu terlihat segera tenggelam.”
Pada ajang Piala Dunia yunior 2005 itu, Messi menunjukan kelasnya sebagai pemain hebat dengan berhasil menciptakan gol serta assits saat Argentina melawan Spanyol, dan setelah itu menciptakan gol pembuka pada laga berikutnya melawan Brasil di fase knock-out. Setelah itu Messi juga mencetak dua gol pada laga final melawan Nigeria yang akhirnya membawa Argentina meraih gelar kelimanya.
Sebagai bentuk penghargaan terhadap prestasinya bersama timnas Argentina U-20 itu, pelatih Jose Pekerman ketika itu memberi kesempatan bagi Messi untuk tampil memperkuat timnas senior Argentina walau usianya waktu itu masih 18 tahun, Messi sempat tampil pada laga persahabatan melawan Hungaria (17/7/2005). Namun sialnya saat itu Messi mendapatkan kartu merah karena menyikut bek Vilmos Vanczak yang menarik kausnya.