Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lisensi Klub, PR Besar PSSI Sejak 2008

7 Maret 2017   21:57 Diperbarui: 8 Maret 2017   08:00 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Bola - Liputan6.com

Dalam beberpa hari belakangan ini pemberitaan tentang sepakbola dalam negri alias local kembali diramaikan dengan apa itu yang diebut dengan Club Licensing, dimana seperti diberitakan Federasi Sepak Bola Asia (AFC) saat ini sedang  menyosialisasikan club licensing untuk 18 tim yang berlaga di Liga 1 pada 2017.

Sosialisasi disampaikan langsung oleh kepala devisi Lisensi Klub AFC, Mahajan Vasudevan Nair, dan petugas Pengembangan, Visakan Subramanian yang menjelaskan atau  memaparkan lima aspek yang terdiri dari 49 kategori untuk menjadi klub profesional.

Lima aspek yang dimaksu adalah, legalitas, finansial, personel dan administrasi, infrastruktur, serta sporting (pembinaan usia muda). Semua aspek tersebut harus dipenuhi klub (Indonesia) agar bisa tampil di turnamen bergengsi di kawasan Asia pada tahun 2018 nanti.

Dalam kesempatan itu AFC juga memberikan batas waktu kepada klub-klub Indonesia untuk mendapatkan lisensi resmi AFC tersebut mulai dari 1 April hingga 31 Oktober 2017 nanti. Dari catatan yang ada memang sampai dengan saat ini Indonesia, hanya memiliki tiga tim yang telah menuntaskan lima aspek tersebut, yakni Persib Bandung, Persipura Jayapura, dan Arema FC.

Sebetulnya persoalan Club Licensing ini sudah menjadi PR PSSi yang tak pernah dapat terealisasikan. Mulai sejak PSSI dibawah kepemimpinan Nurdin Halid tahun 2008 lalu.  AFC sudah meminta PSSI untuk segera menerapkan aturan club licensing regulation tersebut untuk setiap klub yang berlaga di kasta tertinggi kompetisi tanah air waktu itu, hal itu terkait dengan kelanjutan kompetisi jika klub-klub Indonesia ingin berlaga di kompetisi regional tingkat Asia.

Namun waktu itu dengan berbagai alasan ketua umum PSSI saat itu, Nurdin Halid meminta kepada AFC untuk menunda dulu penerapan club licensing tersebut karena hal itu menyangkut dengan denga kesiapan club. Hingga sampai dengan berakhirnya masa kekuasaan Nurdin Halid di PSSI. Kebijakan itu tetap saja tidak diterapkan atau belum juga menerapkan standar minimal bagi klub sesuai dengan regulasi AFC.

Selanjutnya Djohar Arifin terpilih sebagai ketua umum PSSI yang baru mengantikan Nurdin Halid. Sempat kembali berhembus isu penerapan club licensing ini pada kompetisi di bawah operator LPIS. Tapi verifikasi yang dilakukan oleh PSSI dan LPIS ternyata mengundang banyak polemik.

Akhirnya waktu itu, PSSI kembali lebih memilih menyelamatkan kompetisi agar tetap berlanjut walau cukup hanya dengan peraturan seadanya tanpa perlu mengunakan standar AFC. PSSI kembali nmengabaikan proses pembelajaran bagi klub terhadap aspek-aspek dalam club licensing tersebut.

Hal itu dilakukan tak lebih dari hanya sekadar menuruti tuntutan para suporter sepakbola agar supaya kompetisi tetap berjalan dan ‘ramai’ namun mengabaikan aturan dari AFC.

Untuk lebih jelasnya mari coba kita liat seperti apasih yang disebut dengan Club Licensing Regulation tersebut. Dengan demikian kita akan dapat sedikit memahami seberapa penting regulasi ini diterapkan dalam persepakbolaan di suatu Negara

Club Licensing Regulations

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun