Jerome Boateng dinobatkan sebagai pemain terbaik Jerman untuk musim kompetisi 2015-16, Terpilihnya Boateng ini sekaligus memecahkan Rekor yang sudah bertahan cukup lama yaitu selama 19 Tahun, dimana sejak tahu 1997 belum pernah ada lagi pemain ‘belakang’ yang berhasil meraih gelar supremasi individu tertinggi dalam sepakbola jerman tersebut. Penghargaain terakhir kali didapatkan oleh Juergen Kohler pada 1997, Kini setelah 19 tahun kemudian penghargaan yang sama berhasil diraih oleh bek Bayern Muenchen Jerome Boateng.
Boateng terpilih melalui proses pemilihan (Voting) yang dilakukan oleh para jurnalis olah raga Jerman (647 orang). Ia berhasil mengumpulkan 163 suara. Disusul kemudian oleh rekan setimnya Thomas Mueller (95 suara) dan Robert Lewandowski (90 suara). Pada posisi berikutnya ada nama gelandang asal Real Madrid, Toni Kroos dengan 68 suara, dan kiper Manuel Neuer (54 suara), yang melengkapi formasi lima besar. Sekedar catatan peraih penghargaan Pemain Terbaik Jerman ini berlaku untuk semua pemain Bundesliga dan pemain Jerman yang berkarier di luar Jerman.
Penghargaan ini tentu menjadi sesuatu yang luar biasa bagi Boateng mengingat pada musim lalu di liga domestik, Boateng lebih banyak berkutat dengan cederanya. “Ini sukar dipercayai, termasuk hasil polling yang menunjukkan jarak yang jauh antara saya dengan posisi kedua. Saya sangat tersanjung meraih penghargaan seperti ini,” ucap Boateng.
Yang menarik lagI adalaah dengan terpilihnya Boateng ini juga sekaligus menjadi tamparan bagi politisi sayap kanan Jerman yang mengkritik soal 'multiras' di timnas Jerman. Bahkan partai sayap kanan Jerman tersebut juga menyebut bahwa kegagalan Jerman di Euro 2016 karena disebabkan banyaknya pemain yang bukan warga Jerman asli. dengan terpilihnya Jerome Boateng yang bisa dikatakan pemain yang menjadi subjek dari pernyataan kontroversial dan menjadikan tamparan balik bagi partai politik Jerman yang membuat pernyataan tersebut.
Keinginan berikutnya dari Bek tengah Bayern Munchen, Jerome Boateng ini adalah ia menginginkan bisa tampil sebagai pemain berkulit hitam pertama yang mengemban ban kapten dalam sejarah tim nasional Jerman setelah ditinggal oleh Bastian Schweinsteiger mengumumkan pensiun setelah memperkuat tim nasional Jerman setelah Euro 2016 lalu “Tentu saja, ini akan memberikan sebuah contoh. Ini akan menjadi kehormatan besar jika saya dinobatkan sebagai orang kulit hitam pertama, dan hal itu akan menjadi contoh bagus.”
Jerome Boateng bek kelahiran Berlin, Jerman (Barat), 3 September 1988 itu memiliki 65 caps dan satu gol untuk Timnas Jerman. Dia juga pemain kunci bagi Bayern Munchen dalam meraih dua trofi di liga domestik musim 2015-2016, Bundesliga dan Piala Jerman (DFB Pokal), serta juga menembus semifinal Liga Champions Eropa 2016.
Boateng mengawali karier profesionalnya bersama Hertha BSC pada Januari 2007. Ia sukses menembus tim utama klub tersebut saat masih berumur 18 tahun. Kemudian, Boateng memutuskan hijrah ke Hamburger SV pada Agustus 2007. karier Boateng menanjak berkat performa impresifnya, membawa Hamburger SV mencapai semifinal Liga Europa dua kali beruntun (2009 dan 2010).
Setelah tiga tahun bersama Hamburger SV, Boateng akhirnya mencoba peruntungannya di Premier League Inggris bergabung ke Manchester City. Tapi sayang, kiprahnya di Manchester City ini hanya bertahan semusim saja, ia gagal menunjukkan penampilan terbaiknya. Boateng akhirnya memilih pulang ke Jerman dan bergabung ke Bayern dengan nilai transfer 13,5 juta euro (sekitar Rp 196 miliar).
Bersama FC Hollywood, julukan Bayern, karier Boateng kembali membaik sebagai bek tengah. Begitu juga dengan penampilanya bersama timnas Jerman di Piala Eropa 2016 tergolong baik. Selain gol spektakulernya ke gawang Slovakia pada babak 16 besar, Boateng juga mencatatkan statistik yang cukup mengagumkan dalam menjaga pertahanan.
Dalam empat laga terakhir di Piala Eropa 2016, Boateng tak pernah menorehkan akurasi operannya di bawah angka 85 persen. Selain itu, hingga kini, Boateng menjadi pemain Jerman yang paling sering melakukan sapuan (clearance), yakni mencapai 3,3 persen. Salah satu sapuan terbaiknya terjadi pada laga fase grup kontra Ukraina (12/6/2016). Saat menit ke-38 pertandingan itu, Boateng secara heroik menyelamatkan gawang Jerman dari kebobolan lewat clearance yang dilakukannya seperti yang bisa dilihat pada video dibawah ini.