Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Duh, Ternyata PSSI Masih Beda Tipis dengan "Rezim" yang Lalu

23 Februari 2017   10:00 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:33 2171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber fotot : Tribun Jogja - Tribunnews.com

"Saya ingin melihat terlebih dahulu kesiapan tim-tim menyambut Liga 1. Saya ingin benar-benar klub di Indonesia siap karena saya ingin kompetisi tersebut berkualitas, bukan kuantitas," kata Edy RAhmayadi Ketum PSSI.

Terpilihnya Pangkostrad Letnan Jendral Edy Rahmayadi sebagai Ketua Umum PSSI yang baru priode 2016-2020. Tentu memberi harapan baru bagi para pecinta sepakbola nasional dengan harapan semoga saja PSSI dan Timnasnya dapat lebih berprestasi lagi. Apa lagi seperti kita ketahui sudah cukup lama PSSI tak dipimpin oleh kalangan militer.

Sebelum ini sudah ada tiga Ketua Umum yang berasal kalangan sipil pasca Agum Gumelar, namun yang terjadi malah PSSI bisa dikatakan berantakan. Jadi tentu tidak heran jika akhirnya publik sepakbola kembali berharap dan berangapan bahwa orang dari kalangan militerlah yang  memang dibutuhkan PSSI saat ini karena ketegasanya

Kalau dilihat dari susunan kepengurusannya, memang masih ada beberapa nama lama yang berasal dari kepengurusn PSSI sebelumnya. Seperti jabatan wakil ketua umum yang dipegang Joko Driyono, namun tentu harus diakui bahwa PSSI saat ini masih membutuhkanya, karena ia  memiliki kemampuannya dalam memutar roda kompetisi, seperti yang selama ini dilkukanya bersama PT Liga Indonesia (LI) menjalankan Kompetisi. 

Namun kemaren publik sepakbola kembali dikejutkn dengan adanya pemberitaan mengenai mundurnya jadwal kompetisi musim 2017 ini. Ketua umum PSSI Edy Rahmyadi dikatakan sudah memutuskan bahwa jadwal kompetisi Liga 1 musim ini akan dimundurkan sampai pertengahan April atau paling lambat 26 April mendatang. Padahal sebelumnya PSSI dalam forum Kongres PSSI yang diberlangsung di Bandung, 8 Januari 2017 lalu  sudah menjadwalkan kompetisi Liga 1 akan berlangsung 26 Maret 2017 nanti. 

Molornya jadwal kompetisi dari rencana semula itu dikatakan karena, PSSI ingin melihat kesiapan kontestan (klub) secara keseluruhan khususnya terkait dengan kesiapan mereka dalam mengarungi kompetisi sepakbola kasta tertinggi tersebut.

Kalau kita kembali melihat kebelakang terkait dengan mundurnya jadwal kompetii liga ini, sebetulnya ini bukanlah menjadi barang baru bagi PSSI, karena memang hal ini sudah sering terjadi dan bahkan bisa dikatakan sudah menjadi masalah klasik bagi PSSI, khususnya yang terjadi dalam empat tahun kebelakang.

Seperti pada musim kompetisi 2014 lalu, kompetisi Liga Super Indonesia sebelumnya sudah dijadwalkan akan berlangsung pada Januari 2014. Namun apa yang terjadi kemudian faktanya kompetisi baru bisa dimulai pada 1 Februari 2014. Alasan PSSI ketika itu adalah karena operator ISL, PT Liga Indonesia, masih harus menyelesaikan verifikasi terhadap calon peserta Liga.

Berikutnya pada musim kompetisi 2015, Saat kisruh persepakbolaan nasional terjadi, harus diakui memang situasinya saat itu sangat tidak menguntungkan. Baik itu bagi PSSI maupun bagi operator penyelenggara kompetisi PT Liga Indonesia yang pada awalnya sudah menentukan jadwal kick-off akan berlangsung 21 atau 22 Februari 2015.

Namun karena ada ketentuan dari Kemenpora waktu itu, yang meminta semua peserta kompetisi harus mengikuti proses verifikasi terlebih dahulu (wajib) melalui BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia). Akhirnya kompetisi liga ISL waktu itu kembali terpaksa di mundurkan menjadi 4 April 2015.

Akibat dari memanasnya hubungan Kemnpora dan PSSI kala itu akhirnya musim kompetisi 2015 memang tidak jadi di gelar PSSI dengan alas an “Force Majure” akibat dari adanya surat keputusan Kemenpora yang membekukan PSSI melalui surat bernomor 01307 tahun 2015 tertanggal 17 April 2015. yang kemudian juga dikuti oleh FIFA dengan menjatuhkan sanksi bagi PSSI ( Indonesia) pada Kongres FIFA 30 Mei 2015. Yang intinya Indonesia  tidak bisa mengikuti even internasional di seluruh level, baik timnas maupun klub. 

Musim kompetisi 2016 PSSI tidak menggelar kompetisi karena sanksi FIFA masih berlaku. Saat itu PSSI hanya sempat mengadakan ajang turnamen saja. Torabika Soccer Championship yang diselenggarakan PT GTS (Gelora Trisula Semesta) sebagai pengisi kekosongan kompetisi waktu itu.

Barulah pada periode kepengurusn baru 2016-2020 ini dengan terpilihnya kepengurusn baru dibawah kepemimpinan Edy Rahmayadi ini. Kompetisi kembali akan kembali dapat terlaksana, namun seperti diberitakan kembali dipastikan akan mundur sampai ke pertengahan april atau selambat-lambatnya sampai 26 April mendatang.  

sumber foto : Berita Indosport - Indopos.co.id
sumber foto : Berita Indosport - Indopos.co.id
Sebetulnya kondisi kondisi seperti ini sudah bisa ditebak. Karena seperti yang kita ketahui PSSI memang sampai saat ini masih saja belum menentukan atau menunjuk operator penyelengaranya. Hal itu kita ketahui dari pernyataan yang disampaikan Pak ketum Edy Rahmayadi kemaren di sini akan ada tiga calon operator kompetisi namun engan untuk menyebutkannya "Minggu depan sudah bisa diketahui,

Jadi tidak mengherankan jika Sekretaris Jendral PSSI Ade Wellington yang juga mengatakan bahwa kemungkinan Liga 1 dan 2 akan diundur dalam waktu tak kurang dari satu bulan dari jadwal yang ditetapkan. bahkan dari info yang beredar untuk Liga 2 bisa mundur 2 bulan.

Hal yang sama juga dibenarkan oleh Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono yang mengatakan, demi terciptanya kompetisi yang lebih baik. "PSSI saat ini tengah memfinalisasikan semuanya yang berhubungan dengan kompetisi nanti (Liga 1) dan semoga dalam waktu dekat segera diumumkan. Intinya kompetisi ini harus bisa terselenggara dengan kualitas yang lebih baik dari kompetisi sebelumnya,'' ujar Joko di sini

Ia juga mengungkapkan bahwa federasi saat ini sedang menyusun draf jadwal pertandingan kompetisi, Sementara untuk operator penyelengara yang sebelumnya sudah ditetapkan PT Liga Indonesia Baru ternyata masih belum pasti toh merekapun masih menyelesaikan persoalan internalnya memilih CEO pimpinan yang baru. Belum lagi persoalan terkait sponsor utama Liga 1, dan siapa pemegang hak komersial kompetisi serta televisi mana yang menjadi pemegang hak siar pertandingan nantinya yang juga ternyata masih belum terselesaikan.

Melihat kepada kenyataan ini tentu jelas mengindikasikan bahwa memang persiapan dari pihak federasi lah yang belum siap, pertanyaanya siapa yang dirugikn dan siapa yang diuntungkan dengan mundurny jadwal liga ini?

Tentu yang pasti satu-satunya dampak positif dari pengunduran jadwal kompetisi ini hanyalah akan adanya kelonggaran waktu bagi klub untuk mempersiapkan/membangun tim secara lebih matang. Selebihnya tentu tidak ada selain dari bicara kerugian khususnya bagi menejemen klub.

Dengan mundurnya kompetisi ini, sudah jelas pengeluaran klub akan semakin membengkak. Padahal kalau bicara soal ‘anggaran’ klub kita semua tentu sangat memahami walaupun katanya ‘klub professional’ namun faktanya dalam mengarungi berkompetisi tetap saja mereka harus mengatur pengeluaranya secara ekstra ketat agar tak kehabisan bensin di tengah jalan.

Melihat pada fakta ini tentu pertanyanya aapakah PSSI sudah lebih baik sekarang dibanding yang dulu-dulu atau sudah bersikap profesional di era kepengurusan baru ini? Tentu dengan kenyataan ini bisa dikatakan bahwa mereka ternyata masih sama saja atau beda-beda tipis dengan era kepengurusan terdahulu (seperti yang sudah ditulis diatas). 

Mundurnya jadwal kompetisi seperti ini jelas bukan barang baru yang hanya terjadi kali ini saja. Hal ini bahkan sudah berlangsung sejak musim 2014 lalu. Dengan demikian tentu dapat dikatakan bahwa Mereka (PSSI) memang tak pernah mau belajar atau berkaca pada pengalaman buruk yang pernah terjadi dimasa lalu, apapun itu alasanya.

Seperti yang sudah-sudah dengan mundurnya jadwal kompetisi ini nantinya akan kembali banyak banyak klub yang mengalami kesulitan keuangan? yang akan berujung akan ada lagi klub yang akan menungak gaji pemain dll. Belum lagi, adanya reschedule ulang jadwal yang tentu nantinya bisa memunculkan potensi penurunan kualitas kompetisi akibat dari jadwal pertandingan yang bisa saja  menjadi lebih padat.

Kalau sudah begini apakah mereka (PSSI) sudah lupa dengan komitmennya awalnya mencanangkan kompetisi yang berkualitas tinggi? Padahal dalam Kongres Luar Biasa di Bandung awal tahun 2017 lalu, Mereka dengan tegas mengatakan sudah menghasilkan program kerja dan jadwal kompetisi musim ini dengan regulasi yang ketat, seharusnya tentu itu bisa dijadikan acuan atau bahan introspeksi bagi mereka kalau mau membatalkan, pengunduran jadwal kompetisi seperti yang terjadi saat ini……duh, capek deh

Borneo 23 Februari 2017

Salam Olah Raga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun