Musim kompetisi 2016 PSSI tidak menggelar kompetisi karena sanksi FIFA masih berlaku. Saat itu PSSI hanya sempat mengadakan ajang turnamen saja. Torabika Soccer Championship yang diselenggarakan PT GTS (Gelora Trisula Semesta) sebagai pengisi kekosongan kompetisi waktu itu.
Barulah pada periode kepengurusn baru 2016-2020 ini dengan terpilihnya kepengurusn baru dibawah kepemimpinan Edy Rahmayadi ini. Kompetisi kembali akan kembali dapat terlaksana, namun seperti diberitakan kembali dipastikan akan mundur sampai ke pertengahan april atau selambat-lambatnya sampai 26 April mendatang. Â
Jadi tidak mengherankan jika Sekretaris Jendral PSSI Ade Wellington yang juga mengatakan bahwa kemungkinan Liga 1 dan 2 akan diundur dalam waktu tak kurang dari satu bulan dari jadwal yang ditetapkan. bahkan dari info yang beredar untuk Liga 2 bisa mundur 2 bulan.
Hal yang sama juga dibenarkan oleh Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono yang mengatakan, demi terciptanya kompetisi yang lebih baik. "PSSI saat ini tengah memfinalisasikan semuanya yang berhubungan dengan kompetisi nanti (Liga 1) dan semoga dalam waktu dekat segera diumumkan. Intinya kompetisi ini harus bisa terselenggara dengan kualitas yang lebih baik dari kompetisi sebelumnya,'' ujar Joko di sini
Ia juga mengungkapkan bahwa federasi saat ini sedang menyusun draf jadwal pertandingan kompetisi, Sementara untuk operator penyelengara yang sebelumnya sudah ditetapkan PT Liga Indonesia Baru ternyata masih belum pasti toh merekapun masih menyelesaikan persoalan internalnya memilih CEO pimpinan yang baru. Belum lagi persoalan terkait sponsor utama Liga 1, dan siapa pemegang hak komersial kompetisi serta televisi mana yang menjadi pemegang hak siar pertandingan nantinya yang juga ternyata masih belum terselesaikan.
Melihat kepada kenyataan ini tentu jelas mengindikasikan bahwa memang persiapan dari pihak federasi lah yang belum siap, pertanyaanya siapa yang dirugikn dan siapa yang diuntungkan dengan mundurny jadwal liga ini?
Tentu yang pasti satu-satunya dampak positif dari pengunduran jadwal kompetisi ini hanyalah akan adanya kelonggaran waktu bagi klub untuk mempersiapkan/membangun tim secara lebih matang. Selebihnya tentu tidak ada selain dari bicara kerugian khususnya bagi menejemen klub.
Dengan mundurnya kompetisi ini, sudah jelas pengeluaran klub akan semakin membengkak. Padahal kalau bicara soal ‘anggaran’ klub kita semua tentu sangat memahami walaupun katanya ‘klub professional’ namun faktanya dalam mengarungi berkompetisi tetap saja mereka harus mengatur pengeluaranya secara ekstra ketat agar tak kehabisan bensin di tengah jalan.
Melihat pada fakta ini tentu pertanyanya aapakah PSSI sudah lebih baik sekarang dibanding yang dulu-dulu atau sudah bersikap profesional di era kepengurusan baru ini? Tentu dengan kenyataan ini bisa dikatakan bahwa mereka ternyata masih sama saja atau beda-beda tipis dengan era kepengurusan terdahulu (seperti yang sudah ditulis diatas).Â
Mundurnya jadwal kompetisi seperti ini jelas bukan barang baru yang hanya terjadi kali ini saja. Hal ini bahkan sudah berlangsung sejak musim 2014 lalu. Dengan demikian tentu dapat dikatakan bahwa Mereka (PSSI) memang tak pernah mau belajar atau berkaca pada pengalaman buruk yang pernah terjadi dimasa lalu, apapun itu alasanya.