Seperti yang pernah kita ketahui sebelum ini. Sekitar bulan Oktober 2016 lalu Persebaya sempat diberitakan telah menemukan investor yang akan mendukung keberadaan mereka  untuk mengarungi musim kompetisi 2017 ini.
Calon Investor mereka tersebut tak lain disebutkan adalah Jawa Pos dengan PT Jawa Pos Sportainment (JPS). Seperti yang diberitakan kala itu CEO Group Media Jawa Pos, Azrul Ananda sudah menemukan kata sepakat dengan Persebaya di sini
Terkait hal itupun, Media Officer Persebaya, Ram Surahman juga mengatakan bahwa memang Persebaya telah menemukan kata sepakat dengan investor. "Memang sudah ada komitmen bersama. Tapi masih dalam tahap pendalaman, khususnya masalah legal dan finansial. Sampai saat ini, progresnya masih 50 persen lebih," ujarnya, Minggu (9/10/2016).
Kalau dilihat apa alasan Persebaya lebih memilih Jawa Pos melalui PT Jawa Pos Sporttaimen dari pada Investor lainya. Tentu dapat dikatakan karena memang ada kedekatan diantara keduanya baik itu secara emosional maupun sejarah, ditambah lagi keduanya juga sama-sama ber domisili atau home base di Surabaya.
Apa lagi Bos besar Jawa Pos, Dahlan Iskan, juga pernah menjadi Ketua Umum Persebaya di era Perserikatan periode 2002-2003 silam. Bahkan julukan ‘Bonek’ pun dikatakan adalah pemberian dari Jawa Pos di era Perserikatan dulu, disaat para suporternya memberi dukungan kepada tim kesayanganya bermain menuju Jakarta.
Perjalanan panjang Persebaya bersama pendukungnya ‘Bonek’ yang hampir lebih kurang lima tahun dalam menyuarakan hak yang kalau menurut mereka memang telah dirampas untuk dapat kembali berkompetisi pada ajang kompetisi resmi PSSI. Saemua itu telah mereka lalui dengan berbagai kisah yang membuat kita harus mengapresiasi dan acungkan jempol untuk mereka. Ya, ‘Bonek’ atau ‘bondho Nekat’ (modal nekat), mereka bisa dikatakan merupakan simbol perjuangan Persebaya Surabaya dalam beberapa dekade terakhir.
Basis suporternya yang melimpah di seantero Jawa Timur terutama di Surabaya membuat Persebaya menjadi salah satu kesebelasan legendaris yang lengkap dengan sejarah, prestasi dan kefanatikan suporternya yang luar biasa di Indonesia. Bukti untuk semua itu telah banyak kita ketahui dan tak sulit bagi kita untuk dapat menemukan arsip keloyalan para Bonek tersebut baik di media cetak maupun media online apa yang mereka lakukan demi tim yang mereka cintai ini.
Gelombang perjuangan dan tuntutan para Bonek yang terus mendesak pengakuan dari PSSI dalam beberapa tahun belakangan malah terlihat semakin intens. Baik itu aksi massa baik di Surabaya, Jakarta sampai yang terakhir di Bandung beberapa waktu yang lalu, Semua itu merupakan bukti dari eksistensi cinta mendalam dari Bonek untuk Persebaya.
Ceritera heroik para Bondho Nekat untuk menyuarakan keadilan memang bisa jadi akan menjadi salah satu kisah yang patut diabadikan sebagai simbol kebangkitan sepakbola Surabaya. Bahkan, mungkin juga untuk menjadi contoh bagi para pendukung/supporter  klub sepakbola lainya, bagaimana seharusnya para suporter bertindak dan mencintai klubnya.
Perjuangan yang tak mengenal lelah itu, akhirnya mencapai klimaks atau puncaknya yakni pada tanggal 8 Januari 2017 lalu dimana kemenangan mutlak berhasil diraih para Bonek dan Persebaya. Seiring dengan penyelenggaraan kongres PSSI di Bandung. Persebaya akhirnya dikembalikan ke habitatnya, walau mereka harus memulainya dari Divisi Utama atau Liga 2