Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola

Duh, Terjadi Lagi Pengeroyokan Brutal Terhadap Wasit di Sepakbola Indonesia (ISC 2016)

10 Agustus 2016   09:53 Diperbarui: 10 Agustus 2016   10:04 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah apa yang terjadi dengan sepakbola di negri ini, sudah berbagai cara dilakukan dalam usaha mengurangi terjadinya insiden sepak bola, namun masih saja terjadi. Sanksi berat pun yang juga sudah diberikan oleh operator PT GTS (Gelora Trisula Semesta) kepada tim-tim atau para pemain yang membuat rusuh dalam satu pertandingan tapi ternyata hal itu juga dirasa masih belum cukup atau belum mampu memberikan efek jera. Aksi kekerasan dan keberutalan para pemain terhadap wasit tetap saja masih terus terjadi.

PT GTS sudah beberapa kali memberikan hukuman berat kepada sejumlah perusuh sepakbola mulai dari supporter, pemain dan bahkan klub sepakbola itu sendiri. Seperti yang sudah dilakukan terhadap The Jakmania dimana mereka dilarang untuk mendukung Persija hingga akhir musim nanti. Begitu juga dengan dua pemain Semen Padang, Jandia Eka Puta dilarang bermain untuk empat (4) pertandingan dan Cristovher Sibi dihukum untuk sepuluh (10) pertandingan. Keduanya terbukti melakukan pemukulan terhadap wasit pada saat bertandang ke markas Perseru Serui beberapa waktu yang lalu.

Kemaren Minggu (7/8) insiden yang sama dan memalukan itu kembali tejadi dalam laga Indonesia Soccer Championship (ISC) B yang memepertemukan PSS Sleman Vs Persinga Ngawi Stadion Maguwoharjo, Sleman, yang akhirnya dimenangkan oleh PSS Sleman dengan skor 3-0. Pertandingan sempat terhenti beberapa kali akibat protes para pemain Persinga Ngawi dan sampai  berujung kepada aksi pemukulan. Di babak pertama, asisten wasit I Asep Rohaendi sempat dipukuli setelah mengesahkan gol pertama PSS pada menit ke-4 yang dicetak melalui sundulan Tri Handoko yang memantul ke tanah. Gol tersebut diprotes oleh pemain-pemain Persinga.

Selanjutnya, di babak kedua giliran asisten wasit II, Iswah Indiarto asal Bandung, dikeroyok secara brutal setelah ia mengesahkan gol ketiga PSS yang dihasilkan oleh Riski Novriansyah di menit 62, bola yang membentur tiang dan memantul ke bawah. Gol tersebut dinilai pemain Persinga kontroversial karena menurut mereka bola belum melewati garis. Padahal dari tayangan ulang bola sudah terlihat melewati garis gawang. Iswah yang dikeroyok mengalami memar di wajah bagian kanan dan kiri, serta pinggang. Setelah itu wasit Iswah yang tidak mampu melanjutkan memimpin pertandingan posisinya kemudian digantikan wasit cadangan Ginanjar Rahman Latif


Menyipaki apa yang terjadi pada laga tersebut, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora),  langsung bertindak, Kemenpora meminta PT GTS selaku penyelenggara ajang tersebut mengambil tindakan tegas terhadap pelaku pengeroyokan itu. Terkait dengan masalah pengeroyokan wasit ini. Kemenpora meminta PT GTS untuk menyampaikan laporan secara lengkap penanganan insiden tersebut kepada Menteri Pemuda dan Olahraga paling lambat tanggal 18 Agustus 2016. Untuk lebih jelasnya silahkan baca DISINI

Kalau kita kembali lihat kebelakang tentu membuat kita miris karena beberapa tahun yang lalu (2013) sepakbola Indonesia juga pernah menghebohkan 'dunia' dengan aksi brutal Pieter Romaropen yang memukuli wasit Muhaimin dalam pertandingan di liga ISL antara PBR vs Persiwa Wamena. Nah, sekarang hal yang sama aksi brutal tersebut kembali terjadi pada laga PSS Sleman melawan Persinga Ngawi di Stadion Maguwoharjo, Sleman, minggu lalu itu. Tak puas dengan keputusan wasit para pemain Persinga Ngawi mengamuk dan memukul secara brutal dengan melepaskan pukulan, tendangan bahkan injakan secara berkali-kali kepada hakim garis Asep Rohendi. 

Dengan kejadian diatas tentu apapun alasannya, memukul wasit (asisten wasit) tersebut adalah merupakan perbuatan sangat tidak terpuji, mencederai sportivitas dan fair play dalam sepak bola dan tentu menjadi wajar jika pelakunya mendapat hukuman atau sanksi yang seberat-beratnya.

Dengan kejadian ini semoga saja Komisi disiplin PSSI kedepan harus lebih cermat lagi dalam melihat persoalan seperti ini. Karena sejujurnya Aksi kekerasan terhadap perangkat pertandingan seperti ini bukan hal baru di sepak bola Indonesia sudah terjadi berulang-ulang kali dafatnya begitu panjang silahkan dilihat DISINI. harus diakui banyak sebab yang membuat para pelaku sepak bola melakukan tindakan anarkis seperti itu di lapangan, bisa jadi mungkin karena memang buruknya kinerja wasit atau bisa juga karena minimnya pengetahuan para pemain tersebut tentang peraturan dalam sepakbola. Untuk itu tentu kita berharap semoga saja kedepan persoalan seperti ini dapat menjadi perhatian dari semua pihak terutama para pelaku sepakbola, Agar kembali melakukan pembenahan,  sehingga kejadian-kejadian yang mengenaskan seperti ini tidak terjadi lagi di negri tercinta ini……………amin

Salam Olah Raga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun