Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Argentina Menyusul Uruguay & Brazil Jadi Korban “Kutukan Tim Tradisional” yang Gagal di Copa America Centenario 2016

27 Juni 2016   23:55 Diperbarui: 28 Juni 2016   00:20 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada cerita menarik yang berkembang saat kegagalan tim kuat/unggulan Uruguay pada awal turnamen yang sepertinya terlalu pagi bagi mereka untuk tersingkir dari perhelatan akbar memperingati seratus tahunnya Copa America dalam even edisi khusus yang diberi nama Copa America Centenario 2016 ini. Dimana setelah Uruguay mengalami kekalahan keduanya yang sekaligus memastikan mereka gagal melaju ke babak berikutnya perempat final,  berikutnya beredar cerita bahwa ada ‘kutukan bagi tim tradisonal’ akan gagal di copa America Centenario 2016 ini.

Adapun yang menjadi acuan sebagai tim tradisonal itu adalah tiga tim kuat seperti Urugay, Brazil dan Argentian dimana mereka juga sekaligus sebAgai pengoleksi terbanyak Trophy kemenangan di Copa Amerika ini. Masing-masing Uruguay sebanyak 15x,  Brazil 8x dan Argentina 14x hal itu terjadi sejak turnamen ini masih bernama Copa Centenario sampai sekarang berubah menjadi Copa America. Makanya untuk memperingati seratus tahun lahirnya Copa America ini dinamakanlah turnamen ini dengan nama Copa America Centenario 2016.

Berikutnya kisah kutukan bagi tim tradisional itu jadi semakin menguat ketika Brazil sebagai tim kuat dan unggulan pada turnamen ini juga gagal melaju ke babak selanjutnya yaitu perempat final, karena dipertandingan akhirnya mereka dikalahkan Peru 1-0. Percaya atau tidak kisah itu ternyata juga berlanjut pada partai Final Copa America Centenario 2016 tadi pagi dimana seperti yang sudah sama-sama kita ketahui bahwa Argentina kembali kalah dalam adu penalty dari lawanya Chile yang sesungguhnya sudah dikalahnya (2-1) semasih di penyisihan group.

www.bintang.com
www.bintang.com
Akhirnya apa yang dikhawatirkan terkait dengan kisah kutukan bagi tim tradisonal itu menjadi semakin nyata dan terbukti. Padahal tentu tidak ada yang memprediksi bahwa Argentina akan gagal di final tadi pagi atau mungkin juga tak ada satupun pengamat sepakbola yang bisa membantah bahwa Argentina adalah bukan tim yang paling siap untuk juara Copa Amerika kali ini.

Harus diakui apa yang menimpa Argentina di partai penentu ini menjadi anti-klimak dalam perjalanan akhirnya mereka di turnamen ini. Mereka begitu perkasa di penyisihan Group dengan catatan hasil yang sempurna. Di perempat final pun mereka berhasil mencukur Venezuela 4-1, selanjutnya di semifinal mereka juga mempecundangi tuan rumah Amerika Serikat dengan skor 4-0 tanpa balas. Sembilan pemainnya berhasil menyumbangkan gol dan bahkan Messi sang bintangnya menjadi pencetak gol tersubur dengan lima gol, diikuti Gonzalo Higuain 4 gol.

Dari apa yang sudah ditampilkan Argentina itu, sekali lagi tentu pertanyaanya apa masih ada yang menyangsikan Argentina tidak layak juara? salah besar kalau masih ada yang menyangsikan atau meragukan kesiapan mereka. Melihat fakta jelas bahwa Argentina adalah tim yang palin siap untuk tampil sebagai juara, disamping mereka tampil di puncak klasemen di group D.  Dalam turnamen ini juga mereka menundukan Chile (2-1) yang justru mengalahkannya tadi pagi. Tapi sayang keperkasaan mereka itu tidak terlihat pada dilaga pamungkasnya tadi pagi, mereka tidak mampu menembus gawang Chile dalam 120 menit pertandingan, sekali lagi apa betul kutukan itu benar terjadi? jawabanya entah lah bro…he...he

www.unosantafe.com.ar
www.unosantafe.com.ar
Berikut berbagai komentar dari orang yang paling berperan pada laga final tadi pagi antara Argnetina Vs Chile yang patut disimak........

Pelatih kepala Argentian Gerardo Martino, mengatakan dia tidak mau berpegang pada hasil di masa lalu, termasuk juga final tahun lalu (2015). "Dengan segala hormat pada hasil tahun lalu, saya kini ingin mengubahnya," ujar "Kedua kesebelasan datang ke turnamen ini dengan performa yang bagus dan tidak ada gunanya membandingkan dengan hasil tahun lalu."

 "Tidak mudah untuk menjelaskan apa yang telah terjadi. Argentina seharusnya menang. Ada rasa sakit. Kembali kalah menjadi rasa sakit yang terlalu besar untuk ditanggung," kata Martino

Pelatih Chile Juan Antonio Pizzi, memberikan pujian pada tim asuhannya dengan menyebutnya sebagai tim pemenang "Ini merupakan tim pemenang. Penting bagi para pemain adalah mereka pemenang," Pizzi 

"Sebelum pertandingan atau turnamen, mereka sudah yakin akan menang. Keyakinan ini memungkinkan mereka bermain seperti yang mereka inginkan . Untuk menjadi pemenang tidak berarti Anda memenangkan setiap pertandingan, karena itu tidak mungkin," 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun