Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kisruh PSSI & Menpora Berjalan Paralel dengan Kisruh Kanal Bola

20 Februari 2016   11:50 Diperbarui: 20 Februari 2016   12:18 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber foto - m.aktualpost.com"][/caption]Konflik antara PSSI dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tidak kunjung reda. Akibatnya, hingga kini kompetisi juga tidak pernah bisa digelar yang terjadi akhirnya suka atau tidak suka berdampak kepada ketidak jelasan persepakbolaan nasional. Terkahir Menpora menyatakan siap mencaput pembekuan dengan syarat, harus ada perubahan perubahan pada PSSI termasuk digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB).

Menpora menginginkan adanya perbaikan dalam persepakbolaan nasional secara menyeluruh dan sekaligus berharap wajah-wajah lama yang selama ini menghiasi di PSSI dihilangkan, dan diganti dengan orang-orang yang baru dengan kualitas lebih baik. ”Baik fakta dan isu-isu negatif memang banyak menerpa pengurus-pengurus lama. Memang kepengurusan saat ini baru, tapi diisi oleh wajah lama,”

Sementara kalau untuk bicara KLb, sudah sangat jelas semua itu harus berdasarkan usulan Voters itupun bisa terjadi kalau komposisinya 2/3 dari jumlah angota atau 50+1 Voters baru bisa diadakan Kongres Luar Biasa (KLB). Apa lagi seperti yang ditegaskan pak presiden PSSI yang dibekukan ini bahwa Komite Ad-hoc itu tidak memiliki kewenangan untuk menggelar KLB. Sesuai statuta, KLB hanya bisa dilakukan apabila diminta oleh anggota dan disetujui oleh komite eksekutif serta disupervisi oleh FIFA-AFC.

Berikutnya Pak Presiden PSSI juga menegaskan bahwa FIFA sudah menyatakan hasil kongres pemilihan di Surabaya untuk kepengurusan masa bakti 2015-2019 itu adalah kongres yang sah ”Saya tegaskan lagi, saya memimpin PSSI karena dipilih oleh 92 pemilih dari 106 voter kongres. Sehingga saya tidak akan mundur selama pemilih saya tidak meminta saya mundur. Jadi jangan karena pemerintah lalu intervensi untuk semaunya,” kata dia. Dan menambahkan ”Sudah jelas akibat intervensi itulah sepak bola Indonesia disanksi FIFA. Dan FIFA sudah memberi jalan untuk duduk bersama membahas bagaimana membuat sepakbola lebih baik bersama pemerintah. Sederhana kan? Saya yakin kalau ada goodwill pasti selesai dari dulu.”

Dari paparan diatas sangat jelas poin yang menjadi keinginan dari Pemerintah/Menpora itu tidak sejalan dengan pemahaman PSSI/Presiden PSSI khususnya menyangkut pnyelesaiaan kisruh ini. padahal poinnya dari keinginan Menora sudah sangat jelas bahwa Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI sebagai jalan terakhir untuk menyelamatkan persepakbolaan nasional. Tapi sayangnya hal ini tidak direspon oleh PSSI dan klub angota lainya baik itu dari klub Liga ISL maupun yang berasal dari devisi utama sebagi pemilik suara sah. Tentu pertanyaanya adalah kenapa banyak klub terlihat tenang-tenang saja dalam kondisi seperti ini? padahal sesungguhnya sudah ada juga beberapa klub menginginkan/ mengususlkan wacana KLB ini untuk menyelamatkan sepak bola nasional ini.

Sementara dari pemberitaan terakhir dan juga sekaligus menjadi harapan terakhir yang disampaikan oleh ketua Tim Ad Hoc Agum Gumelar bahwa keputusan akhir ada pada presiden Jokowi (menunggu kepulangannya dari Amerika), tentu ada baiknya kita lihat juga apa pandangan presiden terkait dengan kisruh ini. karena setidaknya itu akan berpengaruh kepada keputusan yang akan diambilanya nanti. Kalau kita lihat keinginan Presiden, seperti yang pernah disampaikanya dulu waktu pertemuannya dengan FIFA. sangat jelas sekali bahwa beliau menyatakan tidak puas dengan kinerja, reputasi dan performance dari PSSI selama ini.

Selanjutnya Presiden juga menekankan bahwa beliau berkeinginan melakukan reformasi sepak bola Indonesia, ingin agar Indonesia memiliki tim sepak bola yang mampu berlaga di kompetisi Internasional dengan mengedepankan fair play. Sementara PSSI dianggap tidak memilikinya hal yang diinginkan tersebut dan juga PSSI dianggap tidak responsif terhadap keinginan presiden tersebut. Akhirnya itulah yang menjadi alasan bagi Presdien untuk setuju dengan keputusan Menpora dalam membekukan kegiatan PSSI april tahun lalu itu "Sikap saya dalam kisruh PSSI sudah cukup jelas: mendukung sepenuhnya langkah Menpora Imam Nahrawi dalam membenahi sepak bola nasional. Saya sampaikan ke Menpora untuk terus melanjutkan reformasi persepakbolaan nasional. Saya juga memerintahkan Menpora untuk tetap menjamin kompetisi sepak bola antar daerah yang harus terus bergulir," tulis Presiden Jokowi.

Jadi dengan demikian munkin dapat disimpulkan jawaban presiden nantinya masih masuk dalam kategori ditangguhkan dulu (mudah-mudahan ini salah) tapi sepertinya ini sudah sesuai dengan keingingan kompasianer jerrywae sepesialis komentar jenius, terhebat di kanal bola ini, serta kompasianer Otto Von Bismarck penulis terpintar, teraktif dikanal bola ini “kok enak benar main cabut aja” ….ha...ha…mantap bro, beresin dulu tatakelola sepakbola yang diinginkan sampai selesai, masa bisa main cabut begitu saja, sayang dong waktu 10 bulan terbuang percuma dan menjadi sia-sia begitu saja,….Gw dukung ente dan setuju 1000%........mari sama-sama kita nikmati kisruh ini selama-lamanya….ha….ha……. selamat menikmati.

Borneo 20 Februari 2016

Salam Olah Raga 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun