Jadi kalau kita kembali kepada poin dari komentar pak Presiden yang mengatakan bahwa ”Ini ada yang salah dan inilah yang akan kita kerjakan” tentu inilah yang menjadi poin penting bagi Menpora untuk menentukan langkah dalam hal mengambil keputusan, Menpora pun juga harus lebih serius dalam melakukan pembenahan persepakbolaan nasional ini untuk kedepannya, sementara kalau kita kaitkan lagi dengan komentar dari Direktur Hukum PSSI Aristo Pangaribuan yang mengatakan bahwa "Mereka seperti memelihara konflik," tentu bisa ditarik kesimpulan bahwa memang pemerintah sepertinya sudah bertekat bulat untuk tidak ada kompromi dalam melakukan pembenahan/reformasi total di tubuh PSSI ini, karena pemerintah mengangap bahwa permasalahan justru adaa ditingkat/level pengurus. Dengan demikian sudah pasti Menpora sebagai pembantu presiden mengacu kepada apa yang diinginkan presiden tersebut.
Harus diakui bahwa jalan pembenahan yang dilakukan Menpora ini tentu tidaklah semudah atau semulus yang diperkirakan, bahkan justru malah terkesan lamban atau berlalrut-larut. Hal itu tentu tak terlepas dari rongrongan/perlawanan yang dilakukan PSSI juga yang memang terlihat cendrung bersikap exclusive tidak bisa disentuh serta selalu berlindung di ketiak FIFA, salah satunya adalah dengan membawa kasus pembekuan itu ke pengadilan.
Masih jelas dalam ingatan segala bentuk propaganda-propaganda yang dilakukan PSSI sejak dari awal kisruh ini, yaitu seperti mulai dari ancaman sanksi FIFA, yang nantinya akan berakibat akan banyak yang menjadi korban kehilangan pekerjaan/penghasilan seperti seperti pemain, perangkat pertandingan, pedangan asongan, tukang parkir dll. Tapi faktanya dalam perjalanan waktu semua isu propaganda itu menjadi usang dan basi “the show must go on” pemerintah tetap dengan keyakinan dan keputusannya atas pembekuan PSSI tersebut, satu persatu kegiatan persepakbolaan kembali bergeliat mulai dari level Daerah sampai ke level Nasional seperti Piala Kemerdekaan, yang kemudian dilanjut dengan Piala Presiden dan sekarang yang sedang berlangsung yaitu piala Sudirman, sementara kedepan sudah terdengar juga kabar akan dilanjut lagi dengan piala Gubernur Kaltim. Begitu juga di level daerah seperti Piala Habibi dll, dan berikutnya di awal tahun nanti (2016) seperti yang diberitakan juga akan ada turnamen Piala Gubernur Jawa tengah yang akan diikuti oleh sejumlah tim Divisi Utama dan Liga Nusantara di wilayah Jateng. disini
Setelah gagal dengan berbagai isu atau propaganda diatas maka kemudian PSSI mengalihkan isunya kepada kemenangan dua kali di PTTUN atas pembekuan mereka (PSSI) yang tidak di tangapi pemerintah. Pemerintah /Kemenpora tetap tidak bergeming dan malah tetap melanjutkan bandingnya ketingkat Kasasi, kemudian Isu berikutnya dialihkan lagi kepada pentingnya kompetisi Reguler seperti yang saat ini sedang ramai ditulis di kompasiana……ok tentu itu menjadi penting dan sah-sah saja, boleh-boleh saja apa lagi hal itu memang didukung pernyataan PT Liga Indonesia yang berencana akan membuat event mirip kompetisi mulai Februari 2016 mendatang.
Akhirnya tentu yang menjadi harapan nantinya adalah, semoga saja pembenahan persepakbolaan ini tetap dapat berjalan sebagaimana mestinya, apa lagi pak presiden pun pernah menyatakan bahwa tidak mempersoalkan sanksi FIFA, karena menurut presiden sanksi FIFA yang dialami Indonesia ini sama halnya seperti yang dialami beberapa negara lainya, justru dengan sanksi FIFA ini diharapkan bisa membenahkan sepak bola tanah air untuk lebih baik lagi kedepanya.
Seperti yang pernah ditegaskannya "Sekali lagi saya tegaskan kebangkitan sepak bola Indonesia, pembenahan total, reformasi persepakbolaan nasional adalah pilihan yang harus diambil untuk membangun prestasi sepak bola nasional di masa akan datang. Semua pihak harus mendukung langkah ini, semua harus berkorban. Ini pil pahit yang harus ditelan agar sepak bola kita sehat dan berkembang." Jadi apakah betul yang dikatakan Direktur Hukum PSSI Aristo Pangaribua menuduh pemerintah "Mereka seperti memelihara konflik," ………ughhhhh capek deh……….selamat menikmati
Borneo 27 November 2015
Salam Olah Raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H