Mohon tunggu...
Hr Ton
Hr Ton Mohon Tunggu... -

Menjalani lika-liku hidup,mencoba mengecap manis dari rasa pahit perjalanan meretas mimpi.Menulis di http://wanastra.blogspot.com dan beberapa situs lainnya,aktif dan pemerhati dunia sastra.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Layu

3 Maret 2013   17:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:23 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku petik setangkai dari musim yang tak jua mengembang

;Sebulir mimpi mampir

dan melekat erat disana.

Tegap,

dalam daun yang rekat

dan musim semi yang menjauh.

Matahari menitipkanku

pada perdu penuh duri

;dan ranting patah.

sebutir mimpi yang lepas dan terhempas

sesayup sampai terderak ke gurun jauh.

Dan seiring waktu berlalu

setangkai musim lapuk digenggam

;pun ku lepas jua.

Jarum jarum waktu memburunya

berebut reguk semangkuk mungkin

;yangtersisa.

Dan sebutir mimpi yang lepas bulir

meresap jauh,

lalu bersemi untuk kembali

?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun