[caption id="attachment_224196" align="alignleft" width="393" caption="Sumber: www.bangaziem.wordpress.com"][/caption] Masa-masa SMA adalah saat-saat di mana cinta, rasa sayang, dan rasa ingin memiliki terhadap lawan jenis mulai tumbuh di fikiran mereka. Tidak terkecuali dengan gw. Sewaktu mengenakan seragam kebesaran putih-abu, entah berapa kali gw merasakan yang namanya jatuh cinta dan entah berapa kali pula gw merasakan yang namanya patah hati *sigh*. Bagi orang-orang yang jatuh cinta, pastilah ingin mengetahui isi hati orang yang dicintai. Apakah orang yang dicintainya juga memiliki perasaan yang sama dengan dirinya atau tidak. Ataukah orang yang dicintainya sudah punya kekasih. Apakah orang yang dicintainya hanya menganggap dirinya sebagai seorang sahabat saja atau lebih dari itu *aiiih*. Mereka pun sering berandai-andai bahwa di dunia ini kita bisa mengetahui isi hati seseorang. Transparan: seperti seseorang yang mengungkapkan sesuatu dengan lisan atau tulisannya. Seandainya kita dapat dengan mudah mengetahui isi hati seseorang, maka kita akan tahu jawaban atas semua pertanyaan terhadap orang tersebut. Aaah, fikiran tentang mengetahui isi hati seseorang pun sempat terlintas dalam benak gw di saat gw merasakan pula yang namanya jatuh cinta. Tapi itu dulu .... hingga suatu malam gw mendapatkan sms dari seorang teman dekat. Bunyi sms itu sangat jujur dan ...... menohok di hati. Sms tersebut mengungkapkan secara gamblang kecurigaan (atau dalam istilah agamanya, su’udzon) pada gw karena tidak bisa menolong dirinya. Tidak perlu gw ceritakan lebih lanjut tentang isi sms tersebut, yang jelas dari kejadian tersebut gw pun berfikir tentang ‘hati’. Hati itu sifatnya jujur dan tidak dapat dicegah. Ia akan mengungkapkan apa yang disukainya dan mengatakan apa yang dibencinya. Tentu kita pernah mendengar frasa, “Jangan pernah membohongi dirimu sendiri, ikuti saja kata hatimu.” Yapz, kepada diri sendiri saja hati tidak bisa dibohongi, apalagi kepada orang lain. Seandainya di dunia ini kita bisa mengetahui isi hati seseorang, mungkin (terlepas dari apakah orang tersebut memiliki hati yang baik) perang dahsyat akan terjadi di mana-mana seiring mereka dengan mudah mendengar isi hati yang penuh kebencian akan dirinya. Tuhan sangat baik sengaja menciptakan hati yang hanya dapat didengar olehNya dan manusia itu sendiri agar mereka dapat menahan diri untuk mengatakan hal-hal yang tidak semestinya, menyimpan aib dirinya, dan bijak dalam menghadapi permasalahan hidupnya. Jadi, masihkah kita perlu mengetahui isi hati seseorang?
-hQZou- Bogor, Tiga Hari Menjelang Tahun Baru 2013 08:06 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H