Mohon tunggu...
Haqqi Hidayatullah
Haqqi Hidayatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Magister Ilmu Komunikasi UGM

Mencoba menebarkan kebaikan melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Retorika Marcus Fabius Quintilianus, Kembali ke Akar Seni Berbicara

13 Mei 2024   09:50 Diperbarui: 13 Mei 2024   09:59 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


2. Integrasi Karakter dan Keterampilan
Pendidikan retorika yang diprakarsai oleh Quintilian tidak hanya fokus pada pengembangan keterampilan berbicara yang efektif, tetapi juga bertujuan untuk membentuk individu yang memiliki karakter yang kuat. Baginya, seorang orator yang baik harus menjadi teladan dalam kebajikan dan integritas.

Quintilian menekankan bahwa keberhasilan seorang orator tidak hanya bergantung pada kemampuan teknis berbicara, tetapi juga pada sifat-sifat moral yang dimilikinya. Ia percaya bahwa sebuah pidato yang efektif haruslah berasal dari seorang yang tidak hanya mahir dalam berbicara, tetapi juga memiliki integritas pribadi yang kuat. Dalam pandangannya, karakter yang baik adalah landasan utama bagi kesuksesan dalam seni berbicara.

Dalam pendekatan pendidikannya, Quintilian tidak hanya mengajarkan bagaimana menyampaikan pesan secara persuasif, tetapi juga mengupayakan pembentukan individu yang memiliki nilai-nilai moral yang tinggi. Ia menganggap bahwa orator yang sejati haruslah menjadi contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari, menunjukkan sikap yang jujur, adil, dan bertanggung jawab. Hal ini menunjukkan komitmen Quintilian untuk mengintegrasikan karakter dan keterampilan dalam pendidikan retorika yang holistik.

3. Pentingnya Sosialisasi
Quintilian mengakui bahwa kemampuan berbicara yang efektif tidak hanya melibatkan keterampilan individu dalam mengkomunikasikan ide-ide secara persuasif, tetapi juga kemampuan untuk berinteraksi secara positif dengan masyarakat luas. Bagi Quintilian, orator yang sukses harus mampu berhubungan dengan berbagai kelompok masyarakat dengan tata krama dan kebijaksanaan.

Menurut Quintilian, komunikasi yang efektif tidak hanya tentang bagaimana menyampaikan pesan, tetapi juga tentang bagaimana membentuk hubungan yang baik dengan audiens. Ia percaya bahwa orator yang berhasil adalah mereka yang dapat menghormati dan memahami berbagai lapisan masyarakat, serta mampu berkomunikasi dengan cara yang sensitif dan menghargai perbedaan.

Dalam pendekatannya terhadap pendidikan retorika, Quintilian mengajarkan pentingnya sosialisasi sebagai bagian integral dari kemampuan berbicara yang baik. Ia menekankan bahwa kesuksesan dalam berbicara tidak hanya bergantung pada keterampilan teknis, tetapi juga pada kemampuan untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Quintilian percaya bahwa orator yang dapat memahami dan beradaptasi dengan berbagai konteks sosial akan lebih efektif dalam memengaruhi dan memotivasi audiens mereka.

Retorika yang Abadi
Marcus Fabius Quintilianus mewarisi tradisi retorika dari para tokoh terdahulu seperti Aristoteles dan Cicero, namun ia melangkah lebih jauh dengan mengembangkannya melalui pendekatan yang menekankan moralitas dan karakter. Bagi Quintilian, retorika bukan hanya tentang keterampilan teknis dalam berbicara, tetapi juga melibatkan integritas pribadi. Pemikiran Quintilian mewariskan kepada kita bahwa kekuatan kata-kata yang sejati terletak pada kebaikan hati dan kejujuran.

Quintilian memperkaya tradisi retorika dengan mengintegrasikan dimensi moral ke dalam seni berbicara. Ia percaya bahwa kemampuan berbicara yang efektif harus didasarkan pada nilai-nilai kebajikan dan integritas pribadi. Warisannya yang abadi mengingatkan kita bahwa retorika yang kuat tidak hanya menonjolkan teknik-teknik verbal, tetapi juga mencerminkan karakter dan moralitas individu.

Pandangan Quintilian tentang retorika menekankan bahwa keahlian berbicara yang sejati tidak hanya ditentukan oleh kemahiran teknis semata, melainkan juga oleh integritas moral pembicaranya. Ia menegaskan bahwa kekuatan kata-kata yang menginspirasi dan mempengaruhi terletak pada kejujuran dan ketulusan dari hati. Pemikiran Quintilian mengilhami pandangan bahwa retorika yang bermakna adalah yang terhubung erat dengan nilai-nilai moral yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun