Mohon tunggu...
Haqqi Hidayatullah
Haqqi Hidayatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Magister Ilmu Komunikasi UGM

Mencoba menebarkan kebaikan melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Love

Memahami Cinta Menurut Osho, Sebuah Perjalanan Menuju Kedalaman Spiritual

31 Maret 2024   12:45 Diperbarui: 31 Maret 2024   13:00 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Ada saling percaya dan kerjasama yang kuat antara kedua pasangan, yang memungkinkan mereka untuk merasakan keintiman yang mendalam tanpa kehilangan identitas pribadi mereka. Dengan demikian, hubungan interdependen menawarkan keselarasan yang sehat antara kemandirian dan keterhubungan, menciptakan dasar yang kokoh untuk hubungan yang harmonis dan memuaskan.

Dasar Cinta: Kasih pada Diri Sendiri
Menurut pandangan Osho, esensi sejati dari cinta terletak pada kemampuan seseorang untuk mengembangkan kasih pada dirinya sendiri. Dia menyampaikan gagasan bahwa orang yang tidak mampu mencintai dirinya sendiri juga tidak akan mampu memberikan cinta kepada orang lain secara autentik.


Osho menekankan bahwa dalam proses cinta, fokus pada diri sendiri tidaklah egois atau narsistik, melainkan merupakan hal yang esensial. Ini karena cinta yang sejati tidak hanya tentang penerimaan, tetapi juga tentang kemampuan untuk memberikan kasih yang mendalam dan tulus. 

Dengan fokus pada diri sendiri, seseorang dapat mengalami pertumbuhan pribadi yang diperlukan untuk mengembangkan hubungan yang sehat dan berkelanjutan dengan orang lain. Sebagai hasilnya, cinta bukan lagi sekadar tentang mencari seseorang untuk dicintai, tetapi tentang menjadi individu yang mampu memberikan cinta dengan kemurnian hati dan kesadaran diri yang mendalam.

Cinta Sejati dan Kedewasaan
Cinta yang sejati adalah indikator dari tingkat kedewasaan emosional seseorang. Konsep ini lebih dari sekadar memberi dan menerima kasih secara tanpa syarat; melainkan, itu juga melibatkan kemampuan untuk menerima seseorang sepenuhnya, dengan semua kekurangan, kelemahan, dan kegagalan yang mungkin dimilikinya. Dalam hubungan yang dilandasi oleh cinta yang sejati, tidak ada ruang bagi keinginan untuk mengubah pasangan menjadi sesuatu yang sempurna, karena penghargaan terhadap keunikan dan kekompleksan individu menjadi hal yang utama.


Cinta yang sejati juga menuntut kesediaan untuk menghargai dan menghormati kebutuhan akan ruang pribadi. Hal ini sering kali ditemukan melalui kesediaan untuk memberikan waktu bagi diri sendiri, menghargai kebutuhan akan introspeksi dan pertumbuhan pribadi. Osho memandang bahwa hanya dengan memiliki kedewasaan untuk mengakui kebutuhan akan ruang individu, seseorang dapat benar-benar memahami dan menghargai kedalaman emosi serta kompleksitas yang dimiliki oleh pasangan.



Kesediaan untuk menyendiri juga menjadi bagian integral dari cinta yang sejati menurut Osho. Ini bukanlah tentang menjauhkan diri secara fisik, tetapi tentang memiliki keterhubungan batin yang kuat dengan diri sendiri. Dengan menyadari dan menghormati kebutuhan akan waktu untuk refleksi dan introspeksi, seseorang dapat memperdalam pemahamannya tentang diri sendiri, yang kemudian memungkinkan mereka untuk mencintai dengan lebih dalam dan lebih autentik.


Cinta yang sejati bukanlah hanya tentang memberi atau menerima, tetapi juga tentang kemampuan untuk mengakui dan meresapi keberagaman serta kompleksitas dalam hubungan antarmanusia. Ini melibatkan kemampuan untuk melampaui kebutuhan akan kontrol atau kepemilikan, dan sebaliknya membangun hubungan yang didasarkan pada penghargaan, pengertian, dan dukungan terhadap pertumbuhan pribadi masing-masing individu.

Budak Cinta dan Mengapa Cinta Menyakitkan
Osho mengingatkan kita tentang risiko menjadi budak cinta, di mana seseorang mengizinkan cinta untuk mengendalikan segala aspek dalam kehidupannya. Dalam konteks ini, cinta bukan lagi merupakan ekspresi yang sehat dari emosi, tetapi menjadi sebuah obsesi yang mendominasi pikiran dan tindakan seseorang. Hal ini bisa berujung pada ketergantungan emosional yang merugikan, di mana individu kehilangan kemandirian dan keseimbangan dalam hidup mereka. Meskipun cinta sering diidealkan sebagai sumber kebahagiaan dan kepuasan, namun dalam kenyataannya, Osho menyoroti bahwa cinta juga bisa membawa penderitaan.


Menurut Osho, cinta adalah sebuah perjalanan yang melibatkan penderitaan dan transformasi. Perasaan cinta membawa kita pada lintasan yang penuh liku-liku, di mana kita dihadapkan pada ujian-ujian emosional dan spiritual yang menguji ketahanan dan kesadaran kita. Penderitaan dalam cinta bukanlah sesuatu yang harus dihindari, tetapi merupakan bagian integral dari proses menuju pertumbuhan dan pemahaman diri yang lebih dalam.


Dalam pandangan Osho, penderitaan dalam cinta membawa kita pada pengalaman-pengalaman yang memungkinkan transformasi diri. Melalui penderitaan tersebut, kita dipaksa untuk melihat lebih dalam ke dalam diri kita sendiri, menghadapi kelemahan dan ketakutan kita dengan jujur, dan tumbuh dari pengalaman-pengalaman tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun