Mohon tunggu...
Hovvi Rotin nisa
Hovvi Rotin nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa uin sunan kalijaga yogakarta

memasak mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Paradigma Bayani, Burhani, dan Irfani dalam Psikologi

15 Desember 2024   01:00 Diperbarui: 15 Desember 2024   00:56 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paradigma Bayani, Burhani, dan Irfani dalam Psikologi

Abstrak

Paradigma Bayani, Burhani, dan Irfani, sebagai pendekatan filsafat Islam, memiliki relevansi yang signifikan dalam studi psikologi. Bayani menekankan pada otoritas teks, Burhani pada akal dan rasionalitas, sementara Irfani fokus pada intuisi dan pengalaman spiritual. Artikel ini mengkaji kontribusi masing-masing paradigma terhadap pemahaman psikologi, terutama dalam memahami kompleksitas jiwa manusia. Melalui pendekatan ini, diharapkan dapat ditemukan pendekatan holistik dalam praktik psikologi kontemporer yang melibatkan aspek kognitif, emosional, dan spiritual.

Pendahuluan

Psikologi sebagai disiplin ilmu tidak hanya berfokus pada aspek biologis dan perilaku, tetapi juga menyentuh dimensi spiritual manusia. Dalam tradisi Islam, tiga paradigma utama sering digunakan sebagai alat analisis, yaitu Bayani, Burhani, dan Irfani. Ketiganya berasal dari tradisi epistemologi Islam dan memiliki landasan filosofis yang khas. Paradigma ini tidak hanya digunakan dalam kajian agama tetapi juga dalam ilmu sosial, termasuk psikologi. Artikel ini bertujuan menjelaskan bagaimana paradigma Bayani, Burhani, dan Irfani dapat diterapkan dalam psikologi untuk memperluas wawasan tentang sifat manusia.

Isi

1. Paradigma Bayani dalam Psikologi

Paradigma Bayani berfokus pada otoritas teks, seperti Al-Qur'an dan Hadis, sebagai sumber utama pengetahuan. Dalam psikologi, Bayani dapat memberikan landasan normatif untuk memahami perilaku manusia berdasarkan ajaran agama. Sebagai contoh, konsep kesehatan mental dalam Islam sering dikaitkan dengan keseimbangan antara ruh, akal, dan nafsu yang dijelaskan dalam teks agama. Paradigma ini menekankan pentingnya nilai moral dan etika dalam praktik psikologi.

2. Paradigma Burhani dalam Psikologi

Burhani, yang mengedepankan rasionalitas dan logika, relevan dalam mengembangkan pendekatan analitis dalam psikologi. Paradigma ini berkontribusi pada perkembangan teori-teori psikologi berbasis ilmiah, seperti teori kognitif dan perilaku. Dalam pendekatan Burhani, pemahaman tentang jiwa manusia dibangun melalui analisis kritis dan pembuktian empiris, sejalan dengan metode ilmiah modern.

3. Paradigma Irfani dalam Psikologi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun