Mohon tunggu...
Hovvi Rotin nisa
Hovvi Rotin nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa uin sunan kalijaga yogakarta

memasak mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Paradigma Bayani, Burhani, dan Irfani dalam Psikologi

14 Desember 2024   17:00 Diperbarui: 14 Desember 2024   16:00 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Paradigma Irfani mengandalkan intuisi dan pengalaman spiritual. Dalam psikologi, Irfani dapat digunakan untuk mengeksplorasi pengalaman transendental dan dimensi spiritual manusia, seperti fenomena kesadaran mendalam, meditasi, atau dzikir. Paradigma ini membantu memahami aspek subjektif dan esoteris dari pengalaman manusia yang sering kali sulit dijelaskan melalui pendekatan ilmiah murni.

4. Integrasi Ketiga Paradigma

Pendekatan holistik dalam psikologi memerlukan integrasi ketiga paradigma ini. Bayani memberikan nilai moral, Burhani memberikan dasar rasional, sementara Irfani memberikan wawasan spiritual. Integrasi ini dapat menghasilkan pendekatan psikologi yang seimbang, mencakup aspek kognitif, emosional, dan spiritual manusia.

Kesimpulan

 Dengan mengintegrasikan ketiganya, psikologi dapat menjadi disiplin yang tidak hanya memahami manusia dari sisi biologis dan perilaku tetapi juga dari dimensi spiritual dan moral.

Daftar Pustaka

1. Al-Attas, S. M. N. (1995). Prolegomena to the Metaphysics of Islam: An Exposition of the Fundamental Elements of the Worldview of Islam. ISTAC.

2. Nasr, S. H. (2007). Science and Civilization in Islam. Harvard University Press.

3. Gunawan, A. W. (2006). Psikologi Islami: Pendekatan Al-Qur'an dalam Memahami Jiwa Manusia. Pustaka Al-Kautsar.

4. Rahman, F. (1982). Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition. University of Chicago Press.

5. Al-Ghazali. (2005). The Alchemy of Happiness. Islamic Texts Society.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun