Sumber : pratama wakalah investment, blog pribadi yang membahas seputar investasi & publikasi kinerja portofolio investasi yang dikelola.
Setelah dua postingan sebelumnya saya menulis tentang hal-hal yang terkait personal finance, maka pada postingan kali ini saya akan kembali membahas tentang investasi saham. Bahasan yang saya pilih kali ini adalah tentang harga saham vs nilai saham (price vs value). Sebagai pelaku pasar saham, kalian sangat perlu untuk memahami kedua istilah ini, perbedaaanya serta konsekuensi dalam memutuskan strategi kalian di pasar saham. So, what’s the difference ?
Harga suatu saham adalah harga kuotasi yang setiap saat bisa kita lihat baik melalui trading platform broker ataupun internet. Sangat sederhana. Tapi saat kita membicarakan nilai dari suatu saham maka urusannya tidak sesederhana ketika membicarakan harga. Nilai suatu saham adalah nilai intrinsik dari saham tersebut yang bisa berbeda dengan harganya. Mengapa harga suatu saham bisa berbeda dari nilai intrinsiknya ? Banyak hal, tapi yang terutama adalah karena mekanisme permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar saham itu sendiri.
Harga suatu saham terbentuk karena adanya penjual dan pembeli, dalam hal ini penjual dan pembeli ini adalah kumpulan manusia yang memiliki alasan yang berbeda-beda ketika melakukan transaksi saham. Paling sederhana misalnya, seseorang menjual sahamnya karena tiba-tiba dia butuh uang dan satu-satunya harta yang bisa dia segera uangkan adalah portofolio sahamnya. Dalam kasus ini, si penjual sama sekali tidak mempertimbangkan aspek nilai dari sahamnya karena adanya kebutuhan akan likuiditas yang mendesak. Kasus lain, seorang pembeli yang membeli sahamnya berdasarkan data historis pergerakan saham tersebut. Berdasarkan data historis, harga saham yang dimilikinya telah menyentuh harga terendah dalam 10 tahun terakhir dan dia memutuskan membeli saham tersebut berdasarkan analisa tersebut.
Kedua contoh kasus di atas saya rasa tidak terlalu jauh dari fakta yang ada disekitar kita. Saya yakin, kalian yang sudah berkecimpung diperdagangan saham pernah mendengar atau bahkan mengalami sendiri kasus seperti ini. Apakah kemudian keputusan membeli dan menjual saham berdasarkan pergerakan historis harga dan psikologi pasar merupakan hal yang keliru ? Saya tidak berani menyatakan demikian, namun yang bisa kita simpulkan bahwa ada perbedaan antara harga dan nilai yang terjadi di pasar saham.
Bagi saya pribadi saham bukanlah sekedar kuotasi harga yang terdapat dilayar monitor, saham bagi saya adalah penyertaan saya dalam sebuah bisnis dimana saya memiliki hak atas arus kas yang dihasilkan oleh bisnis tersebut di masa yang akan datang sesuai porsi penyertaan saya. Saya hanya akan membeli suatu saham ketika harganya lebih rendah dari nilai intrinsiknya berdasarkan kalkulasi saya. Saya merasa lebih nyaman untuk menganalisa investasi saya sebagaimana layaknya ketika saya akan membeli suatu bisnis dengan berusaha mencari tahu nilai intrinsik dari bisnis tersebut.
Lantas bagaimana dengan analisa teknikal dan psikologi pasar ?
Buat saya, seorang yang berkecimpung di pasar saham harus bisa mengenali dirinya, apakah dia seorang investor atau spekulator. Jika anda seorang investor, berusahalah menjadi investor yang handal dan jika anda seorang spekulator, berusahalah menjadi spekulator yang handal.
Selalu ingat apa yang Warren Buffett pernah ungkapkan:
“Price is what you pay. Value is what you get.”
“Harga adalah apa yang anda bayar. Nilai adalah apa yang anda peroleh.”