Tanoto Scholars Gathering merupakan salah satu kegiatan Tanoto Foundation yang sangat ditunggu oleh para scholarsnya karena dimoment ini para Tanoto Scholars dari seluruh Indonesia akan bertemu, beruntungnya saya adalah salah satu peserta dalam perhelatan akbar ini. Sedikit berbagi cerita tentang bagaimana saya bisa menjadi salah satu penerima beasiswa yang didirikan oleh Bapak Sukanto Tanoto dan Ibu Tinah Bingei Tanoto ini. Yuk flashback...! Saya bukan seorang yang pintar, bisa dibilang kemampuan dan intelektual saya pas-pasan atau lebih halusnya lagi kalau orang bilang “cukup”. Banyak yang mendaftar dari Jambi dan banyak pula yang gagal ( ya iyalah, kalau diterima semua namanya bukan seleksi).
Pada saat pertama kali saya mendaftarkan diri menjadi penerima Beasiswa Tanoto Foundation ini, saya gagal atau kata lainya TIDAK DITERIMA. Ditahun berikutnya saya kembali mendaftarkan diri dan akhirnya saya berhasil menjadi salah satu penerima beasiswa ini. Gagal membuat saya lebih bersemangat dan bukannya bermuram durja atau menangis dibawah shower sambil putar lagu D’masiv...hehehe. Saya percaya tidak akan pernah ada usaha yang sia – sia. Jika gagal hari ini, coba lagi besok, jika gagal lagi coba lagi besoknya lagi, dan kalau gagal lagi ...gak tau lagi deh.. eh tapi at least kita bisa belajar banyak hal dari kegagalan itu, bukan? Yap, karena itu saya bersyukur sekali bisa menjadi salah satu penerima beasiswa elit ini. Banyak hal yang saya dapatkan dengan menjadi salah satu scholars salah duanyanya ialah : HOW LEARN AND HOW LEAD (*orang uda biasa pake salah satunya, pengen beda “salah duanya”) hehehe..
Pangkalan Kerinci kembali menjadi tempat diselengarakannya perhelatan akbar dari Tanoto Foundation ini. Awalnya saya sangat kecewa karena pupus sudah harapan saya untuk menginjakkan kaki di bandara Sultan Thaha sebagai penumpang salah satu maskapainya, biasanya saya cuma ngantar atau jemput saudara aja atau numpang lewat. Saya berpikir bahwa kami akan berangkat dengan menggunakan mobil seperti pada tahun sebelumnya. Namun tak disangka dan jua tak diduga, Scholars Jambi diperintahkan untuk berangkat dengan pesawat. Mmm... Bagaimana saya tidak terkejut dengan berita ini. Ketika pengumuman ini diberitakan lewat Facebook dan Email, saya sampai harus membacanya berkali – kali. Malam sebelum berangkat, saya tidak bisa tidur atau bisa dibilang saya tidak tidur sama sekali karena ati, pikiran, dan tubuh sudah tak sabar menunggu datangnya sang mentari. Yuup.. 12 Agustus 2015, Saya sampai di bandara Riau. Saya terkejut melihat keluar bandara, Scholars Riau ternyata sudah menunggu. Ya.. kami ditunggu! jadi di Bandara rame banget pada saat itu, belum lagi banyak yang pada berselfie didepan bandara. Sayangnya, I don't have time for doing selfie at that time karena saya masih gemetaran abis keluar dari pesawat atau bahasa kerennya linglung.
Oke, kita kembali kecerita awal mengenai Tanoto Scholars Gathering yang diselenggarakan di Pangkalan Kerinci, tepatnya di Komplek RAPP ( Riau Andalan Pulp and Paper). Dihari kedua, 13 Agustus 2015, kegiatan yang kami lakukan adalah Industry Visit. Disini kami mengunjungi berbagai main industry sector yang dimilki oleh grup RGE ( Royal Golden Eagle/ Raja Garuda Emas). Dimulai dengan melakukan kunjungan ke Kerinci Central Nursery, di tempat ini kegiatan mother planting, cutting, planting, dan rooting terhadap bibit – bibit dari pohon akasia dikerjakan oleh tenaga pekerja dan media otomatis. Bibit – bibit akasia inilah yang nantinya menjadi cikal bakal pohon akasia remaja yang kemudian diolah menjadi kertas. RGE grup melakukan yang namanya SUSTAINABILITY! lihat aja toh, setiap harinya RAPP menanam 1000 pohon akasia demi keseimbangan alam.
Tempat ketiga yang kami kunjungi adalah RGE Technology, ditempat ini semua produk dari RGE grup diteliti mulai dari kayu, hasil kertas, sawit dan banyak hal lagi. Jadi setiap tahunnya REG Grup memperbaiki kinerjanya demi keberlangsungan dan kebaikan untuk perusahaan maupun alam. Tempat terakhir yang kami kunjungi adalah pabrik pembuatan kertas. Bayangkan betapa beruntungnya saya bisa melihat secara langsung bagaimana kertas itu dibuat. Disana saya melihat sendiri bagaimana kayu itu dikupas, direbus, dijadikan bubur dan sampai menjadi kertas seperti kita pakai sehari – hari. Sedikit informasi nih, kertas yang dihasilkan oleh RAPP sudah diekspor hampir ke 11 negara didunia loh. Hebat ya! produk lokal tapi kualitas global buktinya diterima oleh masyarakat internasional. Brand kertas kita adalah: PAPER ONE, jadi dari sekarang kalau beli kertas beli dengan merek itu ya. Hehehe...Sayangnya gak bisa selfie ditempat ini, dengan alasan keamanan seharusnyakan lumayan bisa pamer di instagram, facebook, dan twitter, kan?
Sedikit capek sih karena panas dan juga harus berjalan kesana – kesini tapi ngak secapek Ayu Ting Ting yang lagi cari alamat kesana - kesini. Semua rasa itu terbayar lunas sama ilmu yang kita dapatkan pada hari itu. Saya yakin semua orang bisa browsing bagaimana cara membuat kertas atau seperti apa pohon akasia yang baik tapi sayang sekali melihat secara langsung jauh lebih berkesan daripada membaca dan membayangkannya. Ini adalah “LEARN” yang saya dapatkan dihari ini. Belajar artinya melihat secara langsung, merasakan secara langsung, dan mengambil kesimpulan dari apa yang sudah diobservasi.
Reader! uda pada capek bacanya ya, masih ada keseruan dihari ketiga nih. Tepatnya pada tanggal 14 Agustus 2015, kami melakukan outbound day di sport center RAPP. Nah, sebelumnya kami sudah dibagi berdasarkan kelompoknya masing –masing, saya masuk kelompok 8 yang dibimbing oleh kak Gilbert dan teman – teman saya yang super kece : Wella, Putri, Erawan, Haris, Erick, Noviana, Cincin, Freddy, Jeffri, dan Rizky. Masih ingat aja ama nama anggota grup ini karena kesan yang ditinggalkan itu nyampe ke hulu hati. Hehehe..Disini saya dan yang lain melakukan berbagai aktivitas outbound mulai dari libra bridge, sweet drum, poison egg, high rope dan beberapa aktifitas lainnya yang membangkitkan adrenalin. Pada outbound day ini kami dituntut untuk saling bekerja sama untuk bisa memenangkan permainan. Awalnya saya sangat cemas untuk melakukan kegiatan outbound ini karena saya penakut. Bayangkan aja! kamu harus berjalan diatas satu tali tanpa bertumpu pada apapun, gimana gak copot tuh jantung tapi pada akhirnya saya harus mengalahkan rasa takut untuk ikut ambil bagian dalam kerjasama tim ini ..hohoho .. Mengalahkan rasa egoisme dan menerima kekalahan itu yang saya pelajari pada hari itu. Yah, meskipun grup kami kalah tapi rasanya seperti sudah menang saja. Benar kata orang bijak, permainan mengenal pribadi dalam waktu 1 jam lebih efektif daripada berbincang 10 jam, I feel it! Aku mengalahkan rasa takut, egoisme, menerima kekalahan. I “ LEAD” myself to fight with fearness. Saya percaya seorang pemimpin adalah dia yang dapat memimpin dirinya sendiri sebelum memimpin orang banyak.