Memang, sebelumnya kedua Paslon dari Golkar sudah dibatalkan. Tetapi, masing-masing menunjukkan mereka yang sah mewakili Golkar. Sesuai haknya masing-masing menggugat, satu di DKPP dan di Pengadilan Tata Usaha Medan. Keduanya mendapat pengesahan. Lucunya, kemudian KPU menerima kedua Paslon tersebut.
Informasi terakhir, pasangan Calon urut 1 Marganti Simanullang dan Ramses Purba yang tak terima kekalahan telah mengajukan permohonan sengketa perselisihan hasil Pilkada Humbang Hasundutan tanggal 21 Desember 2015 ke Mahkamah Konsitusi. Dan telah mendapat nomor registrasi 70/PHP.BUP XIV/016, tertanggal 4 Januari 2016, menggugat KPU Humbahas karena menyelenggarakan Pilkada yang cacat, alias tak legal.
Artinya, bahwa permohonan mereka diterima Mahkamah Konsitusi. Berarti sengketa Pilkada Humbahas akan segera disidangkan. Melihat cerita diatas semuanya, dari asumsi bisa kita prediksi bahwa Pilkada Humbahas bisa Pilkada Ulang. Tetapi, bisa saja terjadi kalau misalnya hakim konsitusi mengatakan, misalnya, jam tangan disebutnya hanyalah besi. Maka itu menjadi besi. Sebab keputusan Mahkamah Konsitusi mengikat. Tetapi, pertanyaannya, apakah hakim Mahkamah Konsitusi mau melakukan hal itu lagi?
Saya kira akan memutus lewat logika hukum. Pilkada yang cacat hukum berarti akan dilakukan Pilkada ulang. Saya kira MK juga bukan karena otoritasnya, tidak mengakui jam tangan sebagai jam tangan? Catat hukum sebagai cacat hukum. Inilah kenyataan di Humbahas, siap menang tetap tak siap kalah. Jika bicara hukum Pilkada Humbahas cacat hukum. Tetapi, jika bicara “kasih” hal ini bisa dibicarakan dengan saling merangkul, bisa diselesaikan secara kekeluargaan, tanpa perlu ke Mahkamah Konsitusi.
Sebagai putra Humbang Hasundutan, saya merasa miris mendapati perkembangan Pilkada Humbahas yang demikian menyedihkan. Nasi sudah menjadi bubur, apa hendak dikata lagi! Harapan saya sebagai putra Humbahas, semoga tak makin gaduh. Maka kalau pun terjadi Pilkada Ulang harus diterima secara lapang dada.
Mari hilangkan sifat "dang di ho, dang di au, tumagon di begu."Mari kita merubah menjadi pola pikir rendah hati.” Saling menghormati, menihilkan egosentris yang seringkali membuat orang lain membeci kita. Semoga bermanfaat. Horas!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI