Syahrul Yasin Limpo menjadi menteri ke-empat dari Kabinet Indonesia Maju yang harus meletakkan jabatan karena ditetapkan sebagai tersangka. Menteri Pertanian di Kabinet Indonesia Maju itu ditangkap dKPK di sebuah apartemen di Jakarta Selatan, Kamis, malam 12 Oktober 2023. Syahrul Yasin Limpo sempat mangkir dari panggilan pemeriksaan pertama oleh KPK sehari sebelumnya.
Syahrul Yasin Limpo bersama dua anak buahnya yakni Sekjen Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono dan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Muhammad Hatta menjadi tersangka dalam kasus pemerasan dan penerimaan gratifikasi di lingkungan Kementan.
Menurut KPK, Kasdi dan Hatta memerintahkan bawahannya di lingkup eselon I, para direktur jenderal, kepala badan, dan sekretaris di masing-masing eselon I untuk menyetorkan uang secara paksa. Adapun uang itu bersumber dari realisasi anggaran Kementan yang telah digelembungkan, termasuk meminta sejumlah vendor yang memenangkan proyek di Kementan.
Uang diserahkan oleh Kasdi dan Hatta kepada Syahrul Yasin Limpo dalam pecahan asing yang nilainya 4.000 dollar AS sampai 10.000 dollar AS per bulan. “Dilakukan secara rutin setiap bulan,” ujar Wakil Ketua KPK Johanis Tanak. Total uang yang diterima Syahrul dalam kurun waktu 2020-2023 lebih kurang Rp 13,9 miliar.
Penyidik KPK juga menemukan uang Rp 30 miliar saat menggeledah rumah dinas Syahrul Yasin Limpo di Jalan Widya Chandra, Kebayoran Baru, Jaksel, pada 28 September 2023. Uang yang ditemukan penyidik berbentuk pecahan rupiah dan mata uang asing. Menurut Ali Fikri, jubir KPK, saat ini tim penyidik masih mendalami apakah uang Rp 30 miliar itu terkait dugaan pemerasan dalam jabatan, gratifikasi, atau bentuk korupsi lain di Kementan.
Sebelum SYL, tiga Menteri Kabinet Indonesia Maju juga terlibat korupsi. Mereka adalah Menteri Perikanan dan Kelautan Edhy Prabowo, Menteri Sosial Juliari Batubara serta Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Plate. Dua Menteri Jokowi lainnya dari Kabinet Kerja juag tersangkut korupsi yakni Mensos Idrus Marham dari Partai Golkar dan Menpora Imam Nahrowi dari PKB.
Sebelum diangkat sebagai Menteri, SYL memiliki pengalaman cukup panjang di lembaga legislatif. Dia tercatat dua kali menjadi gubernur Sulawesi Selatan, Wakil gubernur Sulsel, dan Bupati Bone. Di organisasi parpol Syahrul pernah menjadi pengurus DPP Partai Golkar periode 2014-2019 dan menjabat sebagai Ketua Bidang Desentraliasi dan Otda. Syahrul bergabung dengan Partai Nasdem pada Maret 2018.
Ada pun tiga Menteri lain sebelum SYL yang tersangkut kasus korupsi tidak memiliki pengalaman di lembaga legislatif. Ketiganya tercatat sebagai anggota DPR RI dengan masa yang berbeda-beda. Edhy Prabowo dan Juliari dua kali aktif sebagai anggota DPR RI sedangkan Johnny Plate baru sekali berkantor di Senayan.
Latar belakang lainnya Edhy Prabowo pernah menjadi taruna selama dua tahun di AKABRI Angkatan 1991 tapi dikeluarkan karena terkena sanksi dari pelanggaran. Saat Letjen TNI (purn) Prabowo Subianto berada di Jerman dan Yordania setelah keruntuhan rezim Soeharto, Edhy turut menemaninya.
Adapun latar belakang Juliari lebih banyak di industri otomotof dan organisasi olahraga. Pria kelahiran Jakarta 1972 ini pernah menjadi Ketua Harian Asosiasi Produsen Pelumas Indonesia (Aspelindo) pada 2007-2014. Sedangkan Johnny Plate diketahui berkecimpung di bisnis perkebunan kelapa sawit di Kalimantan dan Papua serta menjadi komisaris Air Asia. Sebelum bergabung ke Nasdem, Johhny menjadi Ketua Mahkamah Partai Kesatuan Demokrasi Indonesia (PKDI).
Satu lagi Menteri KIM yang juga tersangkut kasus korupsi adalah Menpora Dito Ariotedjo. Dia menjadi sanksi di persidangan kasus Korupsi Menara BTS 4G untuk tersangka mantan Menteri Kominfo Johnny Plate. Dito Ariotedjo. ditengarai oleh Kejaksaan Agung menerima bingkisan uang sebesar Rp 27 Miliar dari terdakwa Galumbang Menak melalui utusannya. Kejaksaan menduga uang tersebut untuk meredam penanganan perkara korupsi BTS Kominfo.