Pembelajaran Bahasa Arab sudah tidak asing lagi terdengar di kalangan umum terutama para pelajar/mahasiswa yang menempuh pendidikan dalam naungan madrasah (pendidikan Islam).Â
Perkembangan Bahasa Arab di Indonesia sudah pesat, sehingga siapa saja boleh menggunakannya serta mengakses dengan mudah.Â
Sama halnya ketika Bahasa Arab sudah masuk dalam ranah pendidikan, hal ini menjadi PR tersendiri para pengajar untuk menciptakan motivasi siswa yang harus belajar banyak bahasa asing di sekolah.Â
Maka dari itu, para pengajar harus bisa mengolah metode pembelajaran yang terkesan fun agar motivasi belajar bahasa asing makin meningkat. Â Â
Pengajar juga bisa mengembangkan inovasi dan kreatif ketika mengajar Bahasa Arab.Â
Sebagaimana dilansir dari penelitian Hosita Laili Rahma, Mahasisiwi Universitas Negeri Malang yang berjudul Tathbiq namuudzaj al-ta'allum al-lughah al-arabiyyah bi majmuu'ah shaghiirah li tarqiyati mahaarati al-kalam lada thullab al-madrasah al-tsanawiyyah.
 Ia menggunakan metode LCAL dalam mengembangkan model pembelajaran Bahasa Arab yang diajarkan pada siswi kelas 10 MA Nurul Ulum, Malang, Jawa Timur dan berlangsung selama 8 pekan pada bulan Januari hingga Februari 2024.Â
LCAL atau Little Circle Arabic Learning merupakan pengembangan dari model pembelajaran Bahasa Arab tutor sebaya yang menekankan pada pendekatan student center dimana siswa merupakan pusat dalam aktivitas pembelajaran dan guru hanya sebagai pendamping.Â
Hasil penelitian yang dibimbing oleh  Prof. Dr. Nurul Murtadho, M.Pd., dan Moh. Fery Fauzi, S.Pd., M.Pd.I., ditemukan adanya peningkatan signifikan pada nilai keterampilan berbicara siswa.Â
Hasil ini menunjukkan bahwa metode LCAL efektif dalam membantu siswa mencapai kemahiran berbicara yang lebih tinggi.Â