Mohon tunggu...
hosiana krisnaputri
hosiana krisnaputri Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

hanya seorang mahasiswi yang mengejar sarjana ilmu menangis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jawa Patriarki

13 Oktober 2020   21:26 Diperbarui: 13 Oktober 2020   21:41 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Patriarki berkembang di seluruh dunia Di Jawa. Peran yang perlahan berkembang di bekas budaya Patriarki modern dari seluruh masyarakat berkembang tidak terkecuali Di Jawa. 

Peran yang perlahan berkembang di bekas budaya modern ukuran fisik dan seluruh sistem otot para lelaki yang lebih unggul, bersama dengan peran biologis wanita yang melahirkan anak. . Kaum lelaki menjadi penyedia kebutuhan hidup dan pelindung dalam menghadapi dunia di luar keluarga itu (Maksum, 2016). 

Tanggung jawab yang mendalam sedemikian dapat memberikan otonomi dan kesempatan yang relatif besar. Jenjang wewenang yang berasal dari perbedaan biologis meluas secara mendalam ke dunia publik. 

Dewasa ini kaum lelaki mendominasi lembaga-lembaga ekonomi, politik dan keagamaan di mana-mana.  Jenjang wewenang yang berasal dari perbedaan biologis meluas secara mendalam ke dunia publik. 

Dewasa ini kaum lelaki mendominasi lembaga-lembaga ekonomi, politik dan keagamaan di mana-mana. Sementara feminin adalah pola budaya yang dominasi yang dilakukan oleh perempuan pada suatu kelompok sosial (Samovar, Porter, Stefani & Sidabalok, 2010).  Dalam budaya jawa, klasifikasi hofstede dapat mengkategorikan budaya Jawa sebagai pola budaya maskulin. 

Yang pada dasarnya memprioritaskan laki-laki dalam dinamika hidup serta mendominasi lingkungan sosial. Sementara itu salah satu pola budaya yang diklasifikasikan oleh Hofstede adalah pengaruh kekuasaan yang tinggi yang menjelaskan budaya ini akan menganggap bawahannya berbeda dari dirinya dan sebaliknya. Dalam budaya Jawa dapat dilihat dari budaya laki-laki menjadi kepala keluarga dan menjadi pemimpin di sehagala aspek

Maksum, A. (2016). Politik Identitas Masyarakat Tengger dalam Mempertahankan Sistem Kebudayaan dari Hegemoni Islam dan Kekuasaan. EL HARAKAH Jurnal Budaya Islam, 17(1), 18-35. 

Samovar, L. A., Porter, R. E., Stefani, L. A., & Sidabalok, I. M. (2010). Komunikasi lintas budaya. Salemba Humanika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun