Persepsi masyarakat yang berpendapat bahwa orang keturunan Tionghoa memiliki tendensi dalam menikah dengan pasangan yang memiliki etnis yang sama sudah menjadi perbincangan sejak jaman dahulu. Hal ini menyangkut persepsi masyarakat yang berbeda-beda. Alasan dibalik pernyataan ini juga ditanggapi dengan hal yang berbeda-beda.Â
Persepsi menjadi sebuah hal yang sangat subjektif dan akan membentuk pola. Pola-pola tersebut akan dijelaskan dengan teori persepsi dan budaya, pola persepsi bisa dipelajari. Pendapat setiap orang akan dipengaruhi oleh budaya, terutama perbedaan budaya. Ini tercermin dalam proses atau cara mengamati korelasi antara budaya, proses dan perilaku.Â
Proses ini melibatkan dua asumsi utama, yaitu persepsi selektif, dan pola persepsi dapat dipelajari. Persepsi tentang sesuatu bersifat subjektif, yang menjadikan persepsi itu sendiri sebagai hal yang selektif. Â Samovar, et al. (2007: 17-19) kebiasaan-kebiasaan berbagai etnis merupakan sesuatu kekuatan kebudayaan yang mempengaruhi bentuk perilaku manusia termasuk perilaku komunikasinya. beberapa hal pertama yang mempengaruhi persepsi individu tentang budaya meliputi pandangan dunia (sistem kepercayaan atau agama, nilai dan perilaku budaya), sistem simbolik (verbal dan nonverbal), dan tiga organisasi sosial (keluarga dan sistem).Â
sebenarnya tidak diharuskan, namun realita sosial yang terjadi terdapat sejumlah kepercayaan sejumlah keluarga yang menikahkan anaknya dengan sesama etnis Tionghoa, dan ini tergantung masing-masing individu memandang hal tersebutÂ
Daftar Pustaka
Samovar, Larry.A., Richard E.Porter & Edwin R. McDaniel, 2007, Communication between Cultures 6th Edition, Thomson and Wadsworth Publishing Company, Belmont California
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI