Mohon tunggu...
Astri Hadinata
Astri Hadinata Mohon Tunggu... -

saya adalah saya

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mandra: Fenomena Gunung Es & Kepakan Lindungan Penguasa Hukum

13 Februari 2015   16:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:16 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat di TV swasta saat diminta untuk menanggapi status barunya oleh Kejaksaan Agung bukan sebagai pemeran utama atau pergantian episode namun sebagai calon penghuni cipinang alias tersangka, Mandra yang tetap lucu dalam segala bentuk wajah menaggapinya dengan menangis” kafir saya, ini pembunuhan karakter”. Tetapi karna wajahnya memang lucu penonton diwarung kopi pun tertawa padahal saat itu bukanlah sinetron tapi kenyataan bahwa Mandra telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung dalam kasus TVRI.

Mandra hanyalah pemain cadangan

Production House (PH) Mandra hanyalah pemain teri saja, benar seperti apa yang dikatakan oleh Mutia Hafid seorang Legislator dari partai beringin saat ini duduk di komisi II. Beliau menanggapi kasus ini hanyalah Fenomena Gunung es dan Mandra Mandra Raksasa dibalik ini akan dikuak satu persatu bahkan Raksasa pemain iklan ini sangat lihai bermain sinetron, menampakkan wajar bak kyai, sangat religious dan pandai memanfaatkan moment sampai sampai penguasa hukum di RI ini tersandera oleh kelicikannya.

Teka teki buah manggis siapa dia? Akan terkuat jelas akan terkuak karna bukti sudah mengarah pada Raksasa dibalik ketidak berdayaan birokrasi terhadap dunia Film, Ratusan Triliyun, FANTASTIS ! ada pada semua kementrian dan lembaga dari tahun 2007 sampai 2014 kalau saja kasus Mandra dapat dikatakn Negara mengalami kerugian 40 M dari proyek 47 M bagimana dengan 109 Trilyun ? coba dipikirkan Negara akan mengalami kerugian seratus trilyun dalam kasus iklan ini, yang outputnya hanyalah kaset, sekali lagi outputnya adalah kaset. Teka teki raksasa periklanan di RI ini sangat lihai bermain sinetron dan sandiwara memanfaatkan moment kedekatan dengan pengusa hukum di RI ini, sehingga penguasa hukum pun terperdaya untuk membuat iklan dan publikasi terhadap dirinya mencitrakan dirinya melalui TV dan media, siapa dia? Kategorinya adalah pemain sinetron , religious dibuat buat, dan lihai memanfaatkan situasi, bahkan buka Google pun yang bersangkutan adalah anti korupsi padahal yang bersangkutan adalah pelaku Korupsi terbesar di RI ini.

Mengapa Untaouchable?

Sebab Dia sangat dekat dengan penguasa hukum, mengapa tidak disentuh PTnya, padahal bila dibandingkan dengan Mandra, Mandra hanyalah teri ini adalah raksasa. Mengapa tidak tersentuh? Sebab dia sudah membuat penguasa hukum kelabakan sebab penguasa hukum juga melakukan apa yang dilakukannya bahkan juga menerima seperti apa yang diterima oleh kementrian dan lembaga dimana yang bersangkutan melakukan bisnisnya.

Public serve ardvertaising adalah andalah yang bersangkutan (PSA) dalam lakonnya di kementrian dan lembaga bayangkan Negara dirugikan 8-10 Trilyun pertahun hanya output kaset, coba kalau 109 T itu digunakan untuk membangun jembatan, rumah sakit, sekolah atau bandara tentu Negara kita tidak akan seperti ini tetapi rupanya para koruptor sejati ini sudah nyaman dibawah naungan payung hukum penguasa sehingga apapun dilakukannya, apapun sinetronnya yang bersangkutan akan terlihat sangat adem ditengah tengah masyarakat dan penguasa.

Para Kompasiana yang terhormat sekali lagi mandra hanyalah Fenomena Gunung ES ada raksasa dikasus yang sama ini yang akan terkuak kedepan yang akan mengungkapkan betapa bobroknya penegakkan hukum korupsi di RI ini ternyata korupsi terbesar itu bernaung dibawah kepak burung penguasa Hukum.

Tulisan ini sudah pernah dibuat di Kompasiana sebelumnya 2013 saat itu yang bersangkutan sedang digadang jadi penguasa disalah satu tempat dan bila sudah ditetapkan menjadi tersangka maka teka teki ini akan dibuka……….siapa dia anda pasti kaget kelak, selamat berpikir dan kalau dapat menebaknya kami akan mengirimkan hadiah special.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun