Mohon tunggu...
Hosea LorensiusSitepu
Hosea LorensiusSitepu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dosen Pengampu: Indri Arrafi Juliannisa, SE., ME

Saya seorang mahasiswa di salah satu PTN di Jakarta Selatan,mengambil program studi Ekonomi Pembangunan dan saat ini sedang menempuh pendidikan di smester 3

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Pengentasan Kemiskinan Melalui Penurunan Angka Pengangguran

1 November 2023   14:40 Diperbarui: 1 November 2023   14:50 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selama masa pandemi Covid-19, situasi ekonomi penduduk semakin merosot, menyebabkan disparitas sosial yang semakin memburuk, terutama dengan bertambahnya jumlah pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja. Tingginya tingkat pengangguran adalah salah satu isu sentral di Indonesia. Isu pengangguran ini erat kaitannya dengan perkembangan ekonomi. 

Jika ekonomi tumbuh, secara otomatis akan menciptakan lapangan kerja. Namun, jika pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya hanya mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang lebih kecil daripada jumlah pencari kerja, maka akan mengakibatkan peningkatan angka pengangguran di Indonesia. 

Angka pengangguran yang berlebihan akan berdampak pada stabilitas dalam negeri setiap negara. Oleh karena itu, setiap negara berupaya untuk menjaga tingkat pengangguran pada tingkat yang sesuai.

Data pengangguran 2012-2022 menunjukan ada perubahan yang sangat signifikan,dilihat dari tahun 2012 mengalami penurunan yang sangat drastic dan konsisten, namun pada tahun 2019-2021 tingkat pengangguran mengalami peningkatan yang sangat tinggi. Peningkatan sanagat drastic tersebut di sebabkan terjadinya sebuah fenomena yang ada di indonesi yang pandemic covid 19. 

Pandemi COVID-19 telah memiliki dampak negatif pada perekonomian Indonesia dan secara tidak langsung telah berkontribusi terhadap peningkatan angka pengangguran. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) untuk tahun 2020 berkisar antara 8,1% hingga 9,2%, dengan perkiraan jumlah pengangguran meningkat sekitar 4 hingga 5,5 juta orang. 

Lebih lanjut, untuk tahun 2021, TPT diperkirakan akan berada dalam kisaran 7,7% hingga 9,1%, dengan jumlah pengangguran yang diperkirakan meningkat hingga 10,7 juta sampai 12,7 juta orang. Angka-angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tingkat pengangguran pada Februari tahun sebelumnya. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada bulan Februari 2020 adalah sebesar 4,99% dengan jumlah pengangguran sekitar 6,88 juta orang. 

Selain tingginya tingkat pengangguran di Indonesia, tingkat kemiskinan di Indonesia juga dapat di kategorikan tinggi, Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2023 ada sekitar 25,9 juta penduduk miskin di Indonesia.Jumlah penduduk miskin tersebut berkurang sekitar 460 ribu orang dibanding September 2022, atau turun 260 ribu orang dibanding Maret tahun lalu. 

Persentase penduduk miskin di seluruh negeri juga mengalami penurunan dalam kurun waktu satu tahun terakhir, dari 9,54% pada bulan Maret 2022 menjadi 9,36% pada bulan Maret 2023.Dari segi jumlah penduduk miskin dan persentasenya, angka kemiskinan nasional pada bulan Maret 2023 mencapai tingkat terendah sejak awal pandemi Covid-19 merebak.Menurut definisi dari BPS, penduduk miskin merujuk kepada mereka yang memiliki pengeluaran rata-rata di bawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan per kapita pada bulan Maret 2023 ditetapkan sebesar Rp550.458 per individu setiap bulannya. 

Sementara itu, Garis Kemiskinan untuk rumah tangga diperkirakan sebesar Rp2.592.657 per rumah tangga miskin setiap bulannya.Menurut BPS, ada beberapa faktor yang berkontribusi pada penurunan angka kemiskinan nasional pada bulan Maret 2023, yaitu: * Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), dari 5,86% pada bulan Agustus 2022 menjadi 5,45% pada bulan Februari 2023. * Kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP), dari 106,82 pada bulan September 2022 menjadi 110,85 pada bulan Maret 2023. * Penurunan laju inflasi, dari 3,6 (Maret 2022-September 2022) menjadi 1,32 (September 2022-Maret 2023). * Peningkatan konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2023 sebesar 2,21% dibandingkan dengan kuartal III 2022. 

Indonesia telah mengalami perubahan ekonomi yang pesat selama beberapa dekade terakhir. Pertumbuhan ekonomi yang kuat telah terjadi, tetapi dampaknya belum selalu dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Banyak orang masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, pendidikan, dan perumahan yang layak. Salah satu cara yang dianggap efektif untuk mengurangi kemiskinan adalah dengan menekan angka pengangguran. Pengangguran bukan hanya merupakan masalah ekonomi, tetapi juga sosial. Tingginya angka pengangguran dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial, peningkatan tingkat kejahatan, dan ketidaksetaraan ekonomi. Oleh karena itu, strategi pengentasan kemiskinan yang efektif perlu memasukkan upaya untuk mengurangi angka pengangguran. 

Penelitian ini akan menjelaskan berbagai strategi dan kebijakan yang dapat digunakan untuk menurunkan angka pengangguran sebagai bagian dari upaya lebih luas untuk mengentaskan kemiskinan. Melalui analisis data, studi kasus, dan pemahaman mendalam tentang kondisi sosial dan ekonomi di Indonesia, kita dapat mengembangkan strategi yang relevan dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan ini. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pandangan yang lebih baik tentang hubungan antara penurunan angka pengangguran dan upaya mengentaskan kemiskinan di Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun