Peta persaingan industri e-commerce di Indonesia semakin ketat seiring masuknya TikTok melalui TikTok Shop. Persaingan yang dari awal sudah sesak ini membuat banyak e-commerce tersingkirkan seperti JD.ID, Elevenia, Blanja.com, dan lainnya. Menariknya, Lazada yang jarang muncul dipublik seperti Tokopedia, Shopee, dan Blibli berhasil bertahan di Indonesia.
Lazada masuk di Indonesia tahun 2012, sedikit tertinggal jika dibandingkan Tokopedia (2009), Bukalapak (2010), dan Blibli (2011). Meskipun begitu, Lazada ternyata lebih cepat masuk jika dibandingkan Shopee yang berdiri pada tahun 2015. Namun jika dilihat secara awam, Shopee jauh lebih terkenal dibanding Lazada.Â
Lazada berhasil bertahan melewati persaingan membakar uang, bertahan melewati corona tanpa melakukan PHK, sampai tetap teguh di posisi top 3 e-commerce Indonesia. Bagaimana Lazada dapat bertahan dengan tangguh sejauh ini? Mengapa Lazada bisa stabil bersaing di Indonesia?
1. Dukungan Induk Usaha (Alibaba)
Sama seperti anak usaha pada umumnya, kemampuan finansial dan ekosistem induk usaha (Alibaba) menjadi keunggulan bagi Lazada. Diketahui Lazada diakuisisi oleh Alibaba pada tahun 2016 sebesar US$1 miliar. Aksi ini dilakukan Alibaba untuk menjadi raja e-commerce di Asia.Â
Perjalanan menjadi raja e-commerce di Asia tentu saja terjal dan tidak luput dari aksi bakar uang. Tercatat Alibaba beberapa kali menyuntikkan dana ke Lazada setelah akuisisi dengan nominal sebesar US$4,99 miliar. April 2023, Alibaba menyuntikkan kembali dana segar sebesar US$845,44 juta agar Lazada kokoh bersaing dengan Shopee dan TikTok.Â
Jumlah uang yang digelontorkan Alibaba untuk Lazada sudah lebih dari 5 kali lipat uang akuisisi. Hal ini berbuah sedikit manis yang terlihat dari total gross merchandise value (GMV) Lazada sebagai kedua terbesar di Asia Tenggara setelah Shopee. Alibaba berperan sangat besar membantu kestabilan finansial Lazada untuk bertumbuh.
2. Infrastruktur Lazada
Lazada memang tidak melakukan iklan secara masif dan mengundang artis Korea secara terus menerus seperti Shopee dan Tokopedia, tetapi mereka berinvestasi pada infrastruktur jaringan logistik. Lazada membangun sendiri jaringan logistik mereka yang disebut Lazada Logistics. Lazada memiliki lebih dari 500.000 kapasitas fasilitas penyimpanan dan lebih dari 1500 armada.