Industri perbankan berkembang sangat pesat di era digital. Perkembangan yang pesat diikuti dengan persaingan yang sangat ketat. Persaingan digitalisasi, persaingan suku bunga, hingga persaingan dana murah.Â
Meskipun persaingan perbankan di Indonesia sudah termasuk ketat, industri ini tetap menarik bahkan di mata investor asing. Investor asing yang masuk adalah Kookmin Bank dari Korea mengakuisisi Bank Bukopin. Bangkok Bank dari Thailand juga masuk ke Indonesia dengan mengakuisisi Bank Permata. Jika mengingat persaingan yang sudah ketat, mengapa mereka tetap masuk ke Indonesia? Berapa jumlah perbankan di Indonesia? Mengapa jumlah bank banyak di Indonesia?
Jumlah Bank di Indonesia
Jika memutar balik ke tahun 1998, jumlah bank di Indonesia pernah menyentuh 200 bank. Semua konglomerat rata-rata memiliki bank masing-masing. Pada tahun 2012, jumlah bank di Indonesia berjumlah 120 bank. Jumlah ini menurun cukup banyak di 2023 yang berjumlah 107 bank.Â
Sebanyak 107 bank di Indonesia termasuk 4 Bank Umum Persero (BUMN), 68 Bank Umum Swasta, 27 Bank Pembangunan Daerah, dan 8 Kantor Cabang Bank Internasional. Jumlah Bank di Indonesia terbilang sangat banyak jika dibandingkan dengan India (negara dengan luas dan populasi lebih banyak). Bank di India berjumlah 79 bank. Dari 79 bank tersebut, 12 milik pemerintah, 22 bank swasta, dan 45 bank internasional.
Bila dilihat dari komposisi, India menjadi negara yang menarik karena memiliki 45 kantor cabang bank internasional. Jumlah ini jauh lebih banyak jika dibandingkan Indonesia yang hanya berjumlah 8 bank. Jika dilihat dari jumlah bank nasional India yang sedikit, cukup wajar bank cabang internasional ikut berkompetisi di India. Jika mengingat jumlah tersebut, mengapa jumlah bank di Indonesia sangat banyak?
Pertumbuhan Bank Atraktif
Mengutip hasil riset Morgan Stanley, Bank di Indonesia terlihat lebih atraktif di tingkat regional dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) untuk pinjaman 10 tahun sebesar 16% pada tahun 2019. Persentase ini lebih besar jika dibandingkan dengan Bank Korea dan Jepang sebesar 7% dan 2%.Â
Selain CAGR, Net Interest Margin (NIM) Bank di Indonesia juga tinggi yang mencapai 5,9% pada 2019. Persentase ini lebih besar jika dibandingkan dengan Korea dan Jepang sebesar 1,9% dan 1,0%. Jika dilihat dari pertumbuhan perbankan di Indonesia pada tahun 2021, mayoritas NIM Bank Buku IV berada di rentang >5%. Pertumbuhan bank yang atraktif ini terlihat dari laba bersih Bank Buku IV yang selalu meningkat setiap tahunnya. Laba bersih Bank BNI pada tahun 2022 sebesar Rp 18,3 triliun meningkat dari 2021 sebesar Rp 10,9 triliun. Laba besih Bank BCA pada tahun 2022 sebesar Rp 40,7 triliun meningkat dari 2021 sebesar Rp 31,4 triliun.
Akses Bank Belum Merata