Mohon tunggu...
Geraldo Horios
Geraldo Horios Mohon Tunggu... Lainnya - 没有人 v ホセ

menulis saat banyak pikiran

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Munculnya Kasus Hepatitis Akut dan Peran Bio Farma sebagai Holding BUMN Farmasi

4 Mei 2022   19:36 Diperbarui: 4 Mei 2022   19:41 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan kejadian luar biasa (KLB) pada kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia, serta belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022.  

Mengutip bisnis, Baru-baru ini terdapat kasus 3 anak meninggal dan Kemenkes pun mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown Aetiology). 

Kemenkes meminta pihak-pihak tersebut memantau dan melaporkan kasus sindrom penyakit hepatitis akut di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). 

Mengingat kasus wabah ini muncul meskipun corona belum sepenuhnya pulih, kemana masyarakat dapat bersandar selain ke Pemerintah? PT Bio Farma selaku badan usaha milik negara (BUMN) Holding Farmasi memiliki peran terkait penanganan penyakit di Indonesia.

PT Bio Farma (Persero) merupakan perusahaan farmasi yang fokus dalam bioteknologi melalui riset ataupun kerjasama dengan pihak external. Salah satu produk bioteknologi yaitu vaksin karena dihasilkan dari rekayasa genetik atau sel. 

Sejak tahun 2011 Bio Farma menjadi inisiator pembentukan Forum Riset Vaksin Nasional (FRVN) yang bertujuan untuk kemandirian vaksin menuju Dekade Vaksin 2011-2020.  Bio Farma memiliki peran yang sangat besar dan krusial dalam pengembangan vaksin dan serum dengan harga yang terjangkau di Indonesia. 

Perseroan telah memili 29 produk yang beredar termasuk yang terkenal adalah vaksin hepatitis b, BCG, DTP, TT, DT, Td, DTP-HB-Hib, campak, serum anti bisa ular, dan lainnya. Masih ingatkah kalian terkait Vaksin Merah Putih? Vaksin Merah Putih juga merupakan hasil kerja sama Bio Farma dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.

Bio Farma yang sudah berdiri selama lebih dari 130 tahun dan telah berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa di Indonesia dan dunia melalui WHO dan UNICEF, memiliki pengalaman dan relasi yang cukup kuat dibidang ini. Terlepas seberbahaya apakah kasus hepatitis kedepannya, Kemenkes akan bekerjasama dengan Bio Farma serta semua pihak eksternal untuk mencegah penyebaran hepatitis.  

Mengingat sumberdaya Bio Farma dibidang biologi dan farmasi, bantuan pemerintah, partnership yang erat, dan penyakit hepatitis yang sudah ada sebelumnya, seharusnya pencegahan kasus ini dapat diatasi lebih cepat dibandingkan dengan Virus Corona. Masyarakat hanya perlu menjaga kesehatan, makan makanan bergizi, berdoa dan menunggu berita baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun