Mohon tunggu...
Ariek Heri
Ariek Heri Mohon Tunggu... wiraswasta -

Suka bisnis, hobi desain dan fotografi, senang jualan online dan sedikit bisa cinematografi. Hobi olahraga badminton dan futsal. Lulusan Keperawatan Arbainweb.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Mengganti Pelatih Apakah Solusi?

13 Oktober 2014   01:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:18 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pertandingan di Piala Asia U19 ini benar-benar menjadi Antiklimaks bagi Timnas U-19 Indonesia. Dengan 2 pertandingan di Turnamen ini tidak menunjukkan permainan yg seperti di turnamen qualifikasi ataupun disaat aff u19 di indonesia. Timnas sudah seperti loyo dan tidak ada determinasi yg dulu pernah ditunjukkan. Permainan yang menjadi ciri khas Timnas dgn pepepa hanya berjalan beberapa menit, selebihnya seperti sedang kebingungan kemana bola akan diumpan.

Sepertinya anak-anak Timnas u19 sudah mulai capek dengan turnamen atau energinya sudah mulai sirna seiring dengan segala taktik yang diskenariokan oleh timnas selalu dibaca oleh lawan. Al hasil diawal permainan tertekan setelahnya mulai ada percaya diri dan menguasai permainan setelah itu transisi yg kurang bagus berefek gol bagi lawan dan setelahnya permainan tidak membagus tetapi malah gugup.

Mental juga menjadi sebab penting dari kurang bagusnya permainan timnas. Setelah ketinggalan permainan tidak membagus malah semakin hilang koordinasinya. Gol Australia dimenit 65, setelahnya Australia semakin enjoy bermain, timnas mulai memburuk asal tendang. Tidak ada solusi dari pemain dan pelatih.
Evan dimas tatkala diwawancari reporter Rcti, mengatakan bahwa setelah tertinggal mereka gugup dan tertekan. Padahal selama ujicoba dgn tim tim timor tengah, tatkala tertinggalpun mereka tetap tenang, bahkan untuk mencetak gol menjadi hal yg hanya menunggu waktu.

Program ujicoba jangka panjang nusantara seakan menjadi program yg memberikan manfaat minimal karena justru tidak meningkatkan level permainan timnas tetapi justru memberikan dampak kesempatan utk menaikkan level jadi berkurang waktunya. Krn faktor kurang bagusnya permainan timnas adalah transisi dari menyerang ke bertahan... hampir setiap gol gol timnas adalah buruknya pertahanan atau serangan balik lawan.. tatkala kekurangan itu baru ketahuan disaat turnamen hasanah bolkiah dimana waktu sudah semakin mepet dengan turnamen Piala Asia... dan mental pemain sudah terlanjur sangat menurun rasa percaya dirinya. Usia yg masih labil belum cukup mengembalikan mental anak2 timnas.

Ada pemikiran dari saya (hanya sekedar pemikiran saja).. Apakah dibutuh pelatih yang bagus maksud saya yg levelnya internasional utk mempercepat pengembalian mental yg kuat agar segera dimiliki anak2 timnas. Krn dari sisi skill dan visi bermain sudah bagus, tetapi labilnya msh sangat tinggi dan masih kurang kreatifitas pelayih utk merubah dari satu strategi ke strategi lainnya.

Indra Safri sudah sangat bagus, tetapi mgkin utk level asia atau menuju piala dunia, sebaiknya menjadi asisten pelatih semisal antonio conte atau pelatih level internasionla lainnya...
Tetap semangat..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun