Menulis cerpen adalah mengarang, tetapi belajar menulis cerpen bukanlah mengarang.
Saya duga tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak punya cerita, barang satu saja. Hidup adalah cerita itu sendiri dan kita sebagai aktor di dalamnya.
Ini belum terhitung dengan cerita-cerita di kepala yang kadang kala timbul dari hasil imajinasi pikiran. Bisa pula semakin berkembang dengan kreasi jawaban dari berbagai pertanyaan yang mengikutinya, seperti apa, siapa, bagaimana, kapan, di mana, dan mengapa.
Ada berbagai cara menuangkan cerita sehingga bisa dengan enak dinikmati. Jika punya teman berbincang, boleh secara lisan lewat ngobrol santai.Â
Bila gemar menulis, cerita bisa dirangkai dalam kata-kata menarik (apalagi indah) yang akhirnya menjadi suatu bacaan berkualitas, bahkan berpotensi dibukukan.
Salah satu cerita-cerita itu bentuknya adalah cerita pendek.Â
Anda ingin bisa menulis cerpen dengan menarik? Pulpen (Perkumpulan Pencinta Cerpen) di Kompasiana mengundang dengan hormat Anda semua untuk belajar bersama pada Pertemuan Pulpen IÂ dengan materi: bagaimana menyusun pembuka cerpen yang menarik.
Di sini, bahasan bersumber dari cerpen-cerpen pilihan Kompas periode 1970 s.d. 2019. Sudahlah tentu, menembus harian Kompas relatif sulit.Â
Banyak pesaing kompeten dalam menulis cerpen. Ini diduga pula karena honor menulis yang relatif tinggi sehingga berbondong-bondong para cerpenis mengirim karya.Â
Oleh sebab itu, rata-rata cerpen yang telah tayang dapat dikategorikan apik.