Dari sekian nama yang belum ada, sedang ada, pun pernah ada, tiadalah nama yang tak pernah mengalami perjalanan.Â
Sejak peristiwa kelahiran bayi, nama mulai bersua menatap dunia dan hidup berdampingan dengannya. Sudahlah jadi kebiasaan, ketika janin cukup usia keluar kandungan, entah saat itu juga, beberapa waktu kemudian, atau jauh-jauh hari sebelumnya, orang-orang dari keluarga dekat tak terkecuali kerabat jauh membuka diskusi tentang nama. Bapak dan Ibu orangtua bayi tentu dengan baik hati menerima usulan-usulan nama, sampai-sampai terkadang lantaran begitu banyak, sudah tak jelas kali keberapa.
"Kamu harus kasih nama dia ini," kata seorang anggota keluarga.
"Nama ini saja! Dia kan anak pertama," kata anggota keluarga lain.
"Nama ini bagus didengar. Artinya lebih bagus lagi," kata seseorang yang hanya kerabat jauh.
"Kalau secara agama, kayaknya nama ini cocok," kata seorang teman yang juga pemuka agama, pun sudah dianggap sebagai keluarga.
"Kalau anakmu mau jadi orang sukses, namanya juga harus dari nama orang sukses," kata seseorang lagi entah siapa. Begitu banyak orang-orang repot terlibat menentukan nama, padahal yang beroleh nama hanya satu orang. Bayi itu, yang sama sekali tak punya hak menggelengkan kepala atau menampakkan wajah cemberut sebagai isyarat tidak setuju atas satu nama yang mau tidak mau hanya bisa diterimanya dari ucapan orangtua, entah bapak, entah ibunya.
"Kennedy." Sebuah nama muncul ke dunia.Â
Barangkali orangtua berharap bayi itu akan tumbuh jadi orang besar layaknya John Fitzgerald Kennedy, yang terkenal dengan nama inisial JFK. Tentu orang-orang tahu, Beliau Presiden Amerika Serikat ke-35, orang nomor satu di negara adidaya pada zaman itu. Orangtua lain di luar orangtua bayi itu juga ada yang memberi nama anaknya nama-nama orang besar.
Seiring tumbuh kembang si bayi, entah kenapa harapan mendadak pupus. Si bayi sering sakit-sakitan. Kulitnya berwarna kuning tak seperti kulit bayi lain. Pada suatu waktu, tak jelas karena alasan apa, si bayi bisa menangis sampai histeris. Rumah penuh teriak. Orangtuanya tak bisa memejam mata. Tetangga yang sudah tidur mendadak terjaga.