Komunikasi seperti inilah yang saya inginkan. Ketika seorang penulis membuka diri untuk dikritik, berarti dia memang betul ingin dikritik supaya bisa menjadi penulis yang lebih baik.Â
Mengapa saya membuka diri dikritik di K? Saya yakin bahwa Kners adalah orang-orang yang berintegritas baik dan tidak akan sembarangan memberi kritikan. Salam. Semoga sekeluarga sehat selaluÂ
Demikian tanggapan Pak Sri Hartono dalam artikel saya berjudul "Belajar Menulis dari Komentar Kompasianer". Saya belum kenal dekat Beliau, tetapi saya sudah terpesona dengan kata-katanya.
Masuk ke profil, Beliau terlihat sedang memegang seekor kelinci berwarna abu-abu. Barangkali Beliau seorang penyayang binatang. Jika benar, sama seperti saya. Beliau berpangkat Taruna dan bergabung di Kompasiana sejak 16 Januari 2021.
Saya merasakan ada keterbukaan dan keinginan maju yang besar. Pastilah, Beliau secara tidak langsung belajar menulis dari tulisan para pendahulu di sini.
Kepercayaan kepada Kompasianer
Dasar yang dituliskan Beliau sehingga bersedia dikritik di Kompasiana adalah Beliau meyakini Kompasianer merupakan orang-orang berintegritas baik dan tidak akan sembarangan memberi kritikan.
Lihatlah, kawanku, sesama Kompasianer sebaya -- sok tua saya, ha-ha-ha... -- dan para senior. Kompasianer memiliki nilai plus dan kompetensi untuk meramu sebuah kritik. Saya tidak bisa sangsi dengan pernyataan itu.
Pada dasarnya orang akan berhati-hati memberi kritik
Mau dikemas dalam nuansa positif apa pun, kritik menyatakan kelemahan dan itu -- sebagian kita sepakat merasakan -- tidak enak. Sebagian pun lebih suka dipuji daripada dikritik.