Kompas. Berita yang menjadi Artikel Utama -- memang sangat layak itu, datang dari Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pagi ini saya dikejutkan setelah membaca sebuah berita di kanalSecara garis besar, ditemukan candi buatan yang selesai dibangun oleh seseorang bernama Sunardi. Beliau berumur 50 tahun, berprofesi sebagai penambang batu (kini) dari semula penambang pasir.
Beliau mencari bongkahan batu berukuran besar di tepi Sungai Progo, lantas dijual sebagai batu fondasi untuk sumber penghasilan. Sebetulnya, tidak ada yang aneh dengan pekerjaan Beliau yang tentu sama dengan penambang-penambang batu lain.
Sekiranya ada alat untuk menambang. Peluh bercucuran karena menghancurkan dan mengangkat batu. Barangkali ada pula tempat entah apa, sebagai penampungan batu hasil tambang.
Tetapi, yang unik, Beliau tidak sekadar menambang. Pecahan batu-batu kecil dan pipih disisihkan -- lantaran tidak cukup nilai jualnya, lantas Beliau tumpuk menjadi seperti sebuah candi.
Tentunya, ini butuh tenaga lebih. Alih-alih waktu menyusunnya bisa digunakan untuk istirahat, Beliau memanfaatkan guna menyusun candi buatan.
Belajar tiga hal
Saya membayangkan tidak mudah menyusun candi itu. Meskipun diberitakan bahwa itu sebuah keisengan, tetap saja, aktivitas tambahan Beliau patut diapresiasi.
Tidak banyak yang berpikir dan berbuat seperti Beliau. Kalau kebutuhan pribadi sudah terpenuhi, sudahlah cukup. Tidak ada lagi yang perlu dikerjakan. Tetapi, Beliau lain.
Perhatian lebih terhadap lingkungan
"Ia merasa perlu mengelola lingkungan bekas tambang itu agar terkesan tidak membosankan."