2) Bagian kisah ini bertolak dari film The Message yang antara lain dibintangi Anthony Quinn dan Irine Papas.
Poin pertama menjelaskan apa itu Ajwa yang diceritakan dalam narasi. Poin kedua menyebutkan sumber inspirasi dari mana narasi itu tertulis.
Masih ada cerpen lain yang pernah saya baca dan saya ingat, mereka -- pengarangnya -- juga menyertakan catatan kaki. Sekilas, cerpen langsung seperti karya ilmiah. Jadi sedikit berat tampilannya.
Sependekpemahaman saya...
Sekiranya tidak ada keharusan seorang pengarang menyertakan catatan kaki dalam cerpennya. Sekiranya pula tetap dituliskan, tidak ada salahnya. Malah berguna untuk memperjelas dan menunjukkan:
Arti kata-kata asing
Harus saya akui, terkadang sulit untuk mengerti beberapa kata yang ditulis dalam cerpen budaya atau dianggit dari daerah lokal tertentu. Biasanya ada bahasa-bahasa daerah yang masih digunakan dan lebih baik jika tidak digantikan dengan bahasa Indonesia.
Ini dimaksudkan agar nuansa budaya daerah setempat masih kental terasa. Pembaca yang asli daerah tersebut lebih mudah mengerti dan maknanya lebih cepat tersampaikan. Catatan kaki menjelaskan itu agar tidak mengganggu keindahan teks cerpen.
Rujukan yang menjadi inspirasi
Seperti catatan kaki di atas, disebutkan bahwa narasi ditulis berdasarkan kisah dari sebuah film. Barangkali bisa pula terinspirasi dari naskah cerpen orang lain.
Tidak menutup kemungkinan, kutipan dari jurnal ilmiah atau tulisan opini juga bisa. Pengarang berpikir hal-hal itu cukup diletakkan di luar teks sebagai catatan kaki.