Orang itu bisa saja terluka hatinya dan menyimpan dendam. Hubungan baik berpotensi rusak. Sementara itu, sebagian orang lebih mudah mengingat keburukan daripada kebaikan.
Hubungan orangtua dengan anak pun demikian. Anak yang sejak kecil sering dimarah-marahi, ketika besar sulit menjadi pribadi yang gampang menahan emosi.Â
Kecintaan dan kepatuhan menuruti perintah orangtua hanya terjadi pada saat bertemu dan berlandaskan ketakutan. Kebiasaan orangtua pun membekas di hatinya. Bisa jadi ia membalaskan ke orang lain. Paling parah, ia melawan langsung.
Mau dibantah apa pun, pada kenyataan, tidak semua orang suka menjadi tempat pelampiasan emosi negatif.
Pada sisi lain, emosi negatif harus dicurahkan
Kita tidak bisa mengelak, emosi negatif pasti ada. Orang sepositif apa pun, suatu kali pernah jengkel dan marah. Jika tidak, saya ragu ia manusia.
Emosi negatif sangat bahaya bila tidak dilampiaskan. Semakin lama dipendam, merugikan tubuh. Dari alodokter, diterangkan beberapa bahaya memendam emosi yang perlu diwaspadai: melemahkan sistem kekebalan tubuh, mengakibatkan kecemasan berlebih, mengakibatkan depresi, dan menyebabkan berbagai penyakit kronis.
Khusus bagian akhir, dijelaskan karena produksi hormon stres yang tinggi akibat memendam emosi juga bisa meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.Â
Jika terjadi dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan Anda berisiko lebih tinggi untuk menderita berbagai penyakit kronis, seperti strok dan gagal jantung.
Selain itu, hormon stres yang tinggi juga dapat mengganggu proses pengiriman sinyal dari otak ke usus, sehingga Anda menjadi rentan terkena gangguan sistem pencernaan, misalnya irritable bowel syndrome.
Mengenali cara tepat pelampiasan