Jika ada wanita yang harus saya kagumi di dunia oleh sebab semangat dan kerja kerasnya, tidak ada pilihan yang layak disematkan selain kepada Mama saya.
Mama kelahiran tahun '46. Sekarang berumur 75. Kondisi beliau sehat dan bugar. Tidak ada sakit menyiksa, di luar rematik yang sesekali kambuh. Masih semangat setiap kali kami berkomunikasi.
Beliau adalah janda seorang pensiunan pegawai bank. Almarhum Bapak berpulang sebelas tahun lalu.Â
Beliau tinggal di Jepara, dekat dengan kedua kakak. Akhir-akhir ini, seperti kebanyakan orang, beliau juga bercerita tentang berubahnya aktivitas yang dilakukan karena pandemi. Semakin sedikit karena belum boleh ke mana-mana.
Sudah pensiunan, kerjaan di kantor tidak ada, di rumah saja lagi!
Sebuah candaan
Pernah Mama berkisah, sesekali beliau diledek tetangga. Berhubung pensiunan pegawai bank, tentu lebih beruntung daripada orangtua lain.
"Ibu sih enak, setiap bulan masih 'nyoret'. Lha kami? Hehehe...," demikian celetuk itu. "Nyoret" diartikan masih mendapat gaji bulanan. Tentu, gaji itu jauh sekali nilainya dibanding gaji Bapak sebelum pensiun. Sebagai janda lagi, hanya beberapa bagian dari total pensiunan.
Menanggapi itu, Mama cuma tersenyum. Beliau begitu bersyukur, pada masa tua, masih ada jaminan hidup. Kendati sangat pas-pasan. Beliau tidak perlu banting tulang mencari nafkah. Tidak perlu pula merepotkan anak-anak.