Mohon tunggu...
Y. Edward Horas S.
Y. Edward Horas S. Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Cerpen Sastra Grup (cerpensastragrup.com)

Nomine Terbaik Fiksi (Penghargaan Kompasiana 2021). Peraih Artikel Terfavorit (Kompetisi Aparatur Menulis 2020). Pernah menulis opini di KompasTV. Kontributor tulisan dalam buku Pelangi Budaya dan Insan Nusantara. Pendiri Sayembara Menulis Cerpen IG (@cerpen_sastra), Pendiri Perkumpulan Pencinta Cerpen di Kompasiana (@pulpenkompasiana), Pendiri Komunitas Kompasianer Jakarta (@kopaja71), Pendiri Lomba Membaca Cerpen di IG (@lombabacacerpen), Pendiri Cerita Indonesia di Kompasiana (@indosiana_), Pendiri Tip Menulis Cerpen (@tipmenuliscerpen), Pendiri Pemuja Kebijaksanaan (@petikanbijak), dan Pendiri Tempat Candaan Remeh-temeh (@kelakarbapak). Enam buku antologi cerpennya: Rahimku Masih Kosong (terbaru) (Guepedia, 2021), Juang (YPTD, 2020), Kucing Kakak (Guepedia, 2021), Tiga Rahasia pada Suatu Malam Menjelang Pernikahan (Guepedia, 2021), Dua Jempol Kaki di Bawah Gorden (Guepedia, 2021), dan Pelajaran Malam Pertama (Guepedia, 2021). Satu buku antologi puisi: Coretan Sajak Si Pengarang pada Suatu Masa (Guepedia, 2021). Dua buku tip: Praktik Mudah Menulis Cerpen (Guepedia, 2021) dan Praktik Mudah Menulis Cerpen (Bagian 2) (Guepedia, 2021).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Yoyo dan Gasing, Bagaimana Kabar Mereka Kini?

2 Agustus 2021   23:29 Diperbarui: 2 Agustus 2021   23:48 1791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bermain Yoyo, sumber: bligoo.com

Waktu kecil sepulang sekolah dasar, saya masih ingat benar, seorang bapak membuka lapak dagangan di trotoar depan sekolah. Bapak itu sudah sepuh dan sederhana sekali. Berpakaian seadanya dan menggelar jualan.

Sebuah benda berbentuk lingkaran cakram berbahan karet dengan bagian tengah yang terbelah dua. Pada bagian itu, terdapat lilitan tali yang ujungnya dikaitkan pada sedikit kain yang dirangkai melingkar sehingga bisa masuk ke salah satu jari tangan.

Harganya begitu murah dengan berbagai warna. Saya dan teman-teman langsung mengerubuti. Lumayan, mencari hiburan setelah lelah les sore hari.

Ada yang tanpa lama mengambil uang dari saku untuk membeli. Ada yang membawa sendiri dari rumah dan sekadar membandingkan. Ada yang bertanya-tanya tetapi tidak membeli (kebiasaan siapa ini? Hahaha...). Saya termasuk yang tergiur membeli. Zaman itu, Yoyo sedang naik daun sebagai permainan anak.

Kami kembali ke dalam halaman sekolah dan bermain. Kain dimasukkan ke jari dan cakram Yoyo dilemparkan ke sana kemari. Cakram itu berputar dan seperti ditembakkan ke arah anak lain.

Ada yang mampu membuat Yoyo berputar lama. Merangkai tali berbentuk segitiga dan Yoyo diputar-putar di dalamnya. Ada yang menurunkan Yoyo berulang-ulang dari atas ke bawah. Biasanya jari tengah (lebih besar dari jari lain) yang lebih sering berperan sebagai pengikat ujung tali Yoyo.

Saat itu, senang sekali kami. Siapa yang paling apik memperagakan cara bermain Yoyo, menjadi pemenang. Ya, kompetisi tetap ada tidak sekadar saat belajar. Bermain pun terasa. Hahaha...

Gasing berputar seperti Yoyo

Salah satu bentuk Gasing yang sedang beradu, sumber: Antara Foto/Yudhi Mahatma
Salah satu bentuk Gasing yang sedang beradu, sumber: Antara Foto/Yudhi Mahatma
Ada satu lagi permainan yang hampir sama seperti Yoyo, sama-sama menggunakan tali untuk memutar. Benda ini juga dinilai terbaik jika lebih lama berputar. Jika Yoyo terikat pada tali dan kebanyakan mengambang di udara, Gasing berputar di tanah.

Dari dokumentasi TV Tempo, diberitakan Gasing adalah permainan tradisional populer pada masyarakat Riau. Dimainkan baik generasi muda maupun tua.

Bahkan di sana terdapat ajang kompetisi bermain gasing. Ada dua cara bermain. Gasing Uri, di mana gasing yang paling lama berputar di tanah setelah terlepas dari tali yang menang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun