"Tolong tugas ini disalin dan difotokopi seratus lembar! Cepat! Jangan pakai lama!" seru seorang pegawai pada pegawai baru di depannya. Pegawai baru itu tertunduk, seperti mengiyakan perintah.
Ia sudah beberapa kali mengalami perlakuan senior yang begitu suka memerintah. Padahal, itu bukan atasannya. Bisa seharusnya ia menolak. Tetapi, apalah daya, ia hanyalah seorang junior.
Apakah Anda pernah dibentak oleh pegawai senior (selanjutnya disebut senior)? Berapa kali Anda disuruh-suruh melakukan ini dan itu yang seharusnya bukan pekerjaan Anda? Seberapa sering Anda menahan emosi menghadapinya? Atau, Anda melawan dan terjadi perkelahian?
Sebelum bekerja, kita terlebih dahulu mengenal senioritas dari sekolah. Meskipun tersirat, tetap ada dan bisa dirasakan. Bisa di tingkatan sekolah menengah atau universitas.
Dahulu, senioritas nyata jelas dalam kegiatan perpeloncoan untuk siswa baru. Senior pun membuat kelas dan batas yang berbeda dengan junior, seperti ingin selalu dihormati. Bagi yang pernah kuliah, pasti merasakan. Hehehe...
Tetapi, bagaimana di lingkungan pekerjaan? Apakah senioritas juga ada? Bagaimana pula para junior sebaiknya menyikapi sikap senior yang sebagian dirasa tidak mengenakkan?
Senioritas ditinjau dari sudut...
Dalam lingkungan kerja, senioritas bukan dinilai dari sisi umur. Ada pegawai yang baru masuk umurnya lebih tua dibanding pegawai lama. Pada posisi itu, ia tetap sebagai junior.
Penilaian juga bukan dilihat dari seberapa tinggi gelar akademik dan pengalamannya di tempat lain. Namanya baru masuk, ia terhitung nol akan pengetahuan dan pengalaman di perusahaan.Â
Pegawai lama tetap lebih berpengalaman dan mengenal seluk-beluk perusahaan. Peristiwa di tempat lain pun tidak seluruhnya sama dengan kejadian di perusahaan bersangkutan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!