Ketersediaan akses dalam pencarian informasi lebih gampang. Pendaftaran vaksin lebih mudah karena praktis secara daring. Saya diingatkan kembali untuk lebih banyak bersyukur.
Berani ambil keputusan
Dari dulu beliau ingin vaksin tetapi ditakut-takuti oleh orang di sekitarnya.
Pengakuan sang bapak memperlihatkan bahwa tidak punya ponsel bukan berarti tidak mendapat berita ketakutan seputar vaksinasi. Kita tahu, begitu banyak dan gampang merebak lewat media sosial, berita-berita yang tidak bisa diyakini kebenarannya, sehingga membuat orang ragu untuk vaksin.
Di tengah sebagian masyarakat yang mungkin masih bimbang, bapak itu berani ambil keputusan. Mau divaksin. Ia mengabaikan omongan sekitar.
Berjuang demi kesehatan
Beliau bercerita sudah datang sedari pagi dengan mengayuh sepeda sejauh 15 kilometer.
Sudah jelas, demi kesehatan sendiri, beliau berjuang mati-matian. Lima belas kilometer bukan jarak yang dekat jika dilewati dengan berjalan atau bersepeda.Â
Waktunya pun relatif lama, tergantung kondisi alam sepanjang perjalanan. Belum lagi potensi kecelakaan (amit-amit) ketika berhadapan dengan kendaraan bermotor. Bapak itu menerjang dan menerobos itu semua, demi kesehatan.Â
Sudahkah kita berjuang untuk sehat?
Tetap menyebar harapan positif
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!