Pertama, teman WA. Ia menyangsikan warna itu asli. Saya tidak percaya. Paling, ia cuma iri karena saya punya kelinci berbulu apik. Komentar kedua datang dari teman Instagram. Bunyinya begini:
Pewarnaan motif (bulu kelinci itu) dengan metode cemplung ke air sablon, bisa jadi lebih rapih dibandingkan airbrush, Mas. Semoga bermanfaat.
Saya masih tidak percaya. Itulah, saking senang. Masih menganggap mereka iri. Keteguhan saya akhirnya goyah setelah seorang tetangga lewat. Ia sempat melihat kelinci itu. Kebetulan, ia mengaku pernah bermain dalam dunia jual beli kelinci.
Ia berkata bahwa kelinci itu bulu dasarnya hitam. Bulu lain itu diwarnai. Nanti, setelah sedikit besar dan saatnya ganti bulu, dia akan hitam total.
Saya langsung diam sejenak. Komentarnya meyakinkan, disertai ekspresi bersungguh-sungguh. Lantas, saya cek bulu emasnya. Ternyata, dari satu bulu, hanya setengah keluar yang berwarna emas. Setengah lagi sampai ke kulit badan berwarna hitam.
Untuk kian meneguhkan, saya cari di mesin peramban. Adakah bulu kelinci diwarnai? Apakah penjual berbohong bahwa itu sebetulnya warna buatan, bukan asli? Apa memang benar tidak ada kelinci ras golden?
Betapa sial saya! Saya tertipu.
Sudah ada penjelasan bahwa ada kelinci yang diwarnai bulunya supaya memikat pembeli. Anda bisa baca di sini.Â
Penjual ingin jualannya laris
Saya memahami, penjual akan berusaha sepayah mungkin agar jualan habis. Bagaimana cara, yang dijual memikat mata pembeli. Termasuk mewarnai bulu hewan.
Pada sisi lain, kita sudah sangat tahu, bagaimana anak-anak ayam yang masih kecil diwarnai begitu rupa, sehingga bocah-bocah membelinya.