Seolah-olah dimelas-melaskan, sehingga tertangkap harga itu seperti sudah dibuat murah.Â
Padahal, temannya yang pergi mengatakan 600 ribu. Saya tidak habis pikir, mengapa sebegitu mudah penjual menaruh harga. Seperti seenak udel!
Penetapan harga seharusnya berdasarkan...
Ada harga ada barang. Dalam dunia hobi, ini sangat berlaku. Semakin bagus kualitas barang, semakin mahal harga. Saya ambil contoh ikan.
Ikan Lou Han ada beragam jenis, seperti SRD, Cencu, Kamfa, dan lainnya. Masing-masing punya harga sendiri. Kemudian, dilihat dari kualitas jenong.
Semakin besar jenong, semakin mahal. Motif badan, ukuran badan, dan kondisi sirip juga diperhitungkan. Bila menarik, besar, dan tidak ada yang terluka (semisal sirip patah), harga pun mahal.
Belum lagi tingkat kememikatan warna. Kian eye-catching dan langka, semakin melambung harga. Biaya perawatan dan pemindahan barang selama di toko termasuk. Faktor suka dan tidak suka, selera dan tidak selera, juga dipertimbangkan.
Namun, mengapa bisa seenak udel?
Mengapa penjual bisa begitu mudah menaruh harga? Harga sekarang dengan besok sangat mungkin berbeda. Sulit lebih murah, lebih gampang mahalnya.
Pembeli dianggap pemula
Penjual menganggap pembeli adalah pemula. Orang yang baru terjun di dunia hobi. Masih buta dan belum tahu apa-apa. Harga tinggi yang dikenakan tidaklah masalah. Atau mungkin, mengantisipasi pembeli sekadar bertanya harga dan tidak serius membeli.