Lampu merah berubah menjadi hijau. Beberapa mobil melaju cepat di sisi kanan jalan. Beberapa motor tersendat di belakang. "Jalan woy!" seru salah seorang pengendara.
Klakson ditekan kencang-kencang. Seorang pengendara yang tepat berhenti di depan zebra cross masih belum jalan. Ia sedang menelepon seseorang. Ia tidak melihat lampu itu.
Perilaku berkendara di jalan raya wajib mendapat perhatian penuh oleh semua pengendara. Jalan raya bukan tempat bebas untuk melakukan apa saja demi kepentingan pribadi.
Di sana, banyak orang lalu-lalang dari satu tempat ke tempat lain. Banyak yang santai, tidak sedikit pula mendesak. Saat jam pergi pulang kantor, jalan raya berpotensi macet karena dipenuhi serempak oleh para pekerja.
Sedikit saja waktu terlewat -- barang satu detik -- karena lampu lalu lintas sudah berubah warna, sangat signifikan. Apalagi di ibu kota, yang sampai sekarang, kemacetan masih perlu mendapat perhatian lebih untuk diatasi.
Pada sisi lain, berkendara juga wajib dilengkapi dengan berbagai atribut yang telah diatur pihak berwenang. Seperti helm, sabuk pengaman, hingga surat-surat kendaraan. Semua pengendara harus membawa agar tidak kena tilang.
Mematuhi lampu lalu lintas juga kewajiban yang tidak bisa ditawar. Ada lagi yang tidak kalah penting. Etika berkendara demi keselamatan bersama. Tidak saling mengganggu sesama pengendara dan membuat celaka.
Kiranya lima hal berikut boleh mendapat atensi untuk dikendalikan jika selama ini kita melakukannya.
Main ponsel
Masih saja terlihat sampai sekarang, beberapa pengendara menggunakan ponsel saat berkendara. Tangan kiri memegang ponsel, tangan kanan memutar gas.