Entah mengapa, dalam setiap ketenangan, timbul jalan keluar.
Di depan laptop saat sedang istirahat bekerja, saya teringat dan tertawa sendiri. Ya ampun, buat apa saya lari-lari kejar tikus? Bodoh sekali saya, sudah diberi akal tetapi tidak digunakan.
Akhirnya, saya cepat-cepat ke toko terdekat. Saya beli lem tikus dengan harga 15.000 rupiah. Lem itu sangat lekat. Kuat daya rekatnya. Sentuh sedikit, tangan kita langsung menempel. Sekotak besar dapat dipotong empat bagian. Saya belahlah dan setiap bagian saya taruh di tempat strategis.
Perhatikan kebiasaan tikus...
Dari dua hari pengejaran, saya perhatikan tikus suka berlari di bagian tepi dekat dinding. Ia akan bersembunyi di tempat-tempat berlubang, di mana ia bisa menyesakkan diri ke dalamnya.
Nah! Untungnya, ada pelajaran dari kebodohan dua hari itu. Saya jadi tahu, karena terus mengamati pelariannya. Saya taruhlah satu potongan lem tikus itu di tepi dinding. Tepatnya, dekat galon air minum. Ketiga lain ditaruh di tepi dinding bawah akuarium, dekat lemari, dan tepat di sebelah alas kulkas.
Setelah semua terpasang, saya pergi keluar sejenak. Membeli sesuatu di toko dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Pulangnya, setelah membuka pintu, saya mendengar jeritan. Di situ, saya langsung tertawa terbahak-bahak. Betapa senang saya, lem berhasil menjebak. Betapa senang pula, kebodohan berubah menjadi kecerdasan.
Selain lem tikus...
Boleh juga Anda pakai perangkap tikus berupa kotak besi dengan jebakan makanan yang tergantung di dalamnya. Ini sangat gampang dicari di toko barang-barang rumah tangga terdekat.
Kasih apa saja, karena tikus rakus makan dan tidak memilih-milih makanan. Lha wong sabun saja digigitnya? Bisa pula jebakan besi terbuka, tanpa berbentuk kotak. Tentu, tetap dengan pancingan makanan.