Kunjungan antarakun Kompasianer atau yang beken disebut blogwalking lazim saya lakukan sebelum dan sesudah menayangkan artikel. Saat tidak menulis pun, tidak terlewatkan.
Pada beberapa akun, saya begitu rindu membacanya. Kualitas tulisan tidak diragukan. Ada wawasan saya peroleh. Waktu menjadi tidak terbuang seusai membaca.
Sebagai ganti dan ucapan terima kasih karena telah memandaikan, saya kerap memberi nilai dan meninggalkan komentar. Kebanyakan apresiasi, ada sedikit pernah tentang koreksi. Pada akhir komentar, saya selalu membubuhkan pesan "sehat selalu dan salam".
Waktu membalas komentar pada akun saya, pun begitu. Tidak ada beda. Selain sebagai kesantunan bersilaturahmi daring, ada rasa tidak enak jika tidak membalas.
Orang sudah berkunjung ke rumah kita, sudah tentu kita sambut sebaik-baiknya. Saya senang, akun saya dikunjungi. Begitu pun sekiranya Kompasianer lain.
Terkesan template
Bagian akhir komentar saya mungkin terkesan template. Sesuatu yang diulang-ulang dan sekadar dituliskan. Namun, saya pakai perasaan menulis itu. Ceileh... Hahaha...
Benar. Saya tidak bohong. Itu adalah doa saya bagi Kompasianer. Saya begitu paham, kalimat itu menjadi idaman semua orang dari masa ke masa, terutama sekarang.
Banyak yang berusaha sehat dengan melakukan segala cara. Mengorbankan kepuasan pribadi dengan hanya berdiam di rumah rela dilakukan, semata-mata agar sehat dari Covid-19.
Itulah yang terus saya harapkan. Melihat para Kompasianer tetap menayangkan tulisan, pertanda kemungkinan besar kondisi tubuhnya baik-baik saja. Ada pikiran yang masih sehat. Ada rasa mendalam tertuliskan.