Apa yang terjadi pada masa kini seyogianya dibandingkan dengan hal lain yang juga terjadi pada masa kini. Artinya, keburukan istri harus juga dibandingkan dengan kebaikan yang telah ia lakukan.
Meskipun hati panas, kepala sebaiknya dingin untuk mampu memetakan. Tidak adakah kebaikannya yang bisa dikenang, menyenangkan, serta menghibur perasaan suami?
Akhir kata...
Membandingkan keburukan masa kini dengan kebaikan masa lalu adalah sangat tidak tepat. Setiap masa ada baik dan buruknya, jika adil dan jeli melihat. Kita seharusnya tidak terlena dengan kebaikan, sehingga samar menyigi keburukan.
Kita juga tidak menjadi sangat benci karena keburukan, sehingga buta menilai kebaikan. Masing-masing, baik kebaikan maupun keburukan, boleh mengandung maksud baik, tergantung cara menyikapinya.
Keburukan melatih kita mencari solusi untuk memperbaikinya. Kebaikan menghibur hati kita karena kekecewaan atas keburukan. Agar perasaan tidak terlena oleh sebab terlalu banyak kebaikan, pikirkanlah antisipasi keburukan yang mungkin terjadi. Itulah kebijaksanaan.
Kita tidak sedang berada di surga, bukan? Yang semua tahu bahwa hanya ada kebaikan di sana. Selama masih menginjakkan kaki di bumi, kebaikan dan keburukan seiring berjalan. Hendak jadi yang mana, terserah Anda.
Mari, jalani kehidupan dengan penuh kebijaksanaan. Sebaiknya kita berhenti membanding-bandingkan dengan keadaan masa lalu. Itu hanya menambah kekesalan dan penyesalan.
Pengkhotbah 7:10: Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu lebih baik daripada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.
...
Jakarta