Seorang lelaki mengambil sebuah busana dari dalam lemari pakaian. Malam itu, ia hendak menyetrika pakaian yang dikenakannya besok saat bekerja. Sebuah kemeja berwarna kuning dan celana panjang cokelat.
Ia memang terbiasa mempersiapkan seragam kerja sedari malam. Ia tidak ingin, penampilannya kusut saat berseragam. Ia tahu, seragam kerja begitu penting bagi dirinya. Berhasil membuat ia lebih percaya diri.
Tulisan ini sebetulnya lebih cocok ditujukan kepada para pegawai yang bekerja pada suatu instansi atau perusahaan atau lembaga. Jika Anda belum bekerja, semoga dapat menambah wawasan seputar dunia pekerjaan.
Sebagian tempat bekerja mewajibkan pekerjanya mengenakan seragam kerja pada hari-hari kerja. Saya sendiri mengalaminya. Dari Senin sampai Jumat, ada hari tertentu di mana saya harus berseragam. Sisanya boleh bebas, semisal kemeja batik.
Kewajiban ini berlaku untuk seluruh pekerja, baik tingkat atasan tertinggi sampai bawahan dengan golongan terendah. Semua harus serempak mengenakan pada hari-hari yang telah ditentukan.
Penyediaan seragam kerja
Kebanyakan, seragam kerja tidak dibebankan pada pekerja. Maksudnya, pekerja tidak dipungut bayaran atas pembelian seragam kerja. Perusahaan bersangkutan langsung menyediakan baik berbentuk kain maupun langsung seragam.
Jika kain, perusahaan akan memberikan biaya jahit kepada pegawai bersangkutan. Bila seragam, pegawai tinggal memilih ukuran kemeja dan celananya dengan membubuhkan kecocokan sesuai badan seperti Small, Medium, Large, Extra Large, dan selanjutnya.Â
Seragam kerja dapat berbentuk kemeja polos dan berwarna, memiliki corak tertentu, atau bahkan dihiasi emblem-emblem yang tertempel di sana-sini, seperti dada dan bahu. Biasanya dilengkapi pula dengan tanda pengenal atau nama pegawai yang terjahit -- bisa kiri atau kanan -- di depan dada.
Seragam kerja memang termasuk biaya yang ditanggung perusahaan. Telah diperhitungkan oleh bagian pembukuan sebagai beban yang rutin dicatat dalam laporan keuangan.